NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan Selasa (14/2/2023) waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia (WIB). Pergerakan harga minyak dunia dibayangi oleh kekhawatiran pasokan.
Mengutip CNBC, harga minyak Brent untuk pengiriman April turun 96 sen, atau 1,1 persen, menjadi 85,65 dollar AS per barrel. Sementara itu, West Texas Intermediate AS untuk bulan Maret turun 87 sen, atau 1,1 persen, menjadi 79,27 dollar AS per barrel.
Penurunan harga minyak dunia juga terjadi usai AS mengumumkan rencana untuk menambah cadangan minyak strategis (SPR). Sementara itu, Departemen Energi AS (DOE) mengatakan akan menjual 26 juta barrel minyak dari SPR, yang sudah berada pada level terendah sejak 1983.
Baca juga: Agar Warga Terbiasa, Evaluasi Harga BBM Nonsubsidi Disarankan Transparan
DOE juga mempertimbangkan untuk membatalkan penjualan tahunan setelah Presiden AS Joe Biden tahun lalu menjual rekor 180 juta barrel dari cadangan minyak untuk memerangi harga bahan bakar yang meningkat akibat perang Rusia melawan Ukraina.
Sementara itu, indeks harga konsumen AS berakselerasi pada laju tahunan paling lambat sejak akhir 2021. Hal ini meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga yang kurang agresif oleh Federal Reserve AS.
“Pasar keuangan masih mencoba mencerna laporan CPI, dengan ekspektasi kenaikan suku bunga bergerak naik turun dan mempengaruhi kelas aset seperti minyak,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Baca juga: Harga BBM Nonsubsidi Berubah Berkala, Masyarakat Perlu Edukasi agar Terbiasa
"Dengan pasar ekuitas AS bergerak naik, harga minyak mengurangi beberapa kerugian sebelumnya," katanya.
Harga minyak juga pulih dari beberapa kerugian setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC menaikkan perkiraan permintaan minyak 2023 sebesar 100.000 barrel per hari dalam laporan bulanan, di tengah pembukaan kembali ekonomi China setelah pembatasan Covid-19.
"Laporan pasar minyak bulanan OPEC membuat pasar berhati-hati. Harga minyak tetap lebih rendah karena pasar memasuki sentimen risk-off," kata analis Kpler, Matt Smith.
Kekhawatiran pasokan juga mereda setelah Administrasi Informasi Energi AS mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya memperkirakan rekor produksi minyak mentah pada bulan Maret tahun ini tumbuh.
Baca juga: Rusia Berencana Pangkas Produksi, Harga Minyak Dunia Naik Tipis
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.