Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DMO Batu Bara Perlu Dipertahankan untuk Jaga Kestabilan Tarif Listrik

Kompas.com - 15/02/2023, 16:52 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak perang Rusia-Ukraina mendorong penurunan harga batu bara. Beberapa negara penghasil batu bara seperti China dan India juga mulai meningkatkan produksi.

Di tengah penurunan harga batubara dunia tersebut, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) pada Januari 2023 turun menjadi 305,21 dollar AS per ton dan pada Februari 2023 HBA kembali diturunkan menjadi 277,05 dollar AS per ton.

“Harga batubara mulai melemah seiring beberapa negara produsen batubara, utamanya China dan India, mulai meningkatkan produksinya sehingga harga batubara diperkirakan mengalami koreksi pada 2023,“ kata Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (15/2/2023).

Fahmy mengatakan, dengan harga batu bara saat ini, pengusaha batu bara akan memprioritaskan untuk mengekspor produksi batu bara. Di sisi lain pengusaha batu bara juga harus memasok produksinya ke PLN sesuai dengan Domestic Market Obligation (DMO).

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat, Top Gainers LQ45 Dipenuhi Saham Batu Bara

Ketentuan DMO mewajibkan bagi pengusaha batu bara untuk memasok 25 persen dari total produksinya dengan harga 70 dollar AS per ton. Permintaan batu bara dari sektor kelistrikan juga diproyeksikan naik signifikan sepanjang 2023 menjadi 161,15 juta ton dari 115 juta ton pada 2022.

“Memang jauh lebih menguntungkan bagi pengusaha batubara untuk melakukan ekspor dengan harga pasar batubara saat ini sebesar 277,05 dollar AS per ton ketimbang memasok batubara ke PLN dengan harga 70 dollar AS per ton. Namun, perlu diingat bahwa DMO merupakan intervensi pemerintah untuk melindungi rakyat dari membumbungnya kenaikan tarif listrik,” jelasnya.

Baca juga: Momen Batu Bara di Eropa Berakhir, Bagaimana Target Ekspor Indonesia?

Menurut dia, jika PLN harus membayar harga batubara sesuai harga pasar sudah pasti akan meningkatkan harga pokok penyediaan (HPP) listrik. Dengan naiknya HPP listrik, alternatifnya tarif listrik dinaikkan yang akan membani rakyat sebagai konsumen.

Kalau tidak menaikkan tarif listrik, alternatifnya pemerintah harus menaikkan dana kompensasi kepada PLN yang makin memberatkan beban APBN karena PLN harus menjual setrum di bawah harga keekonomian.

Menurut Fahmy, berapa pun harga batubara di pasar dunia, pengusaha batubara harus tetap patuh memasok kebutuhan batubara bagi PLN sesuai dengan DMO. Dengan demikian, krsisis batubara, yang berpotensi pemadaman listrik beberapa waktu lalu, tidak terjadi lagi.

“Intervensi pemerintah melalui DMO sesungguhnya merupakan amanah UUD 1945 yang mengoptimalkan batubara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sehingga DMO batubara harus tetap dipertahankan,” tegas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Boikot Produk Israel, Begini Dampaknya ke Indonesia

Boikot Produk Israel, Begini Dampaknya ke Indonesia

Whats New
Tuntaskan Pengalihan Polis Jiwasraya, IFG Life dapat Suntikan Dana Rp 1,45 Triliun

Tuntaskan Pengalihan Polis Jiwasraya, IFG Life dapat Suntikan Dana Rp 1,45 Triliun

Whats New
Luncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital 2030, Mendag Zulhas Yakin Ini yang Terbaik Se-ASEAN

Luncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital 2030, Mendag Zulhas Yakin Ini yang Terbaik Se-ASEAN

Whats New
Di Pelantikan Womenpreneur Hipmi, Mendag Zulhas: Perempuan Kunci Indonesia Maju

Di Pelantikan Womenpreneur Hipmi, Mendag Zulhas: Perempuan Kunci Indonesia Maju

Whats New
DAMRI Buka Rute Singkawang-Kuching Malaysia, Tarifnya Rp 300.000

DAMRI Buka Rute Singkawang-Kuching Malaysia, Tarifnya Rp 300.000

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 7 Desember di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 7 Desember di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Mengawali Pagi, IHSG dan Rupiah Melemah

Mengawali Pagi, IHSG dan Rupiah Melemah

Whats New
Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen ke Level Terendah sejak Juni 2023

Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen ke Level Terendah sejak Juni 2023

Whats New
Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 7 Desember 2023

Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 7 Desember 2023

Whats New
Malam Tahun Baru 2024, Jam Operasional LRT Palembang Diperpanjang hingga Pukul 01.00 WIB

Malam Tahun Baru 2024, Jam Operasional LRT Palembang Diperpanjang hingga Pukul 01.00 WIB

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 7 Desember 2023

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 7 Desember 2023

Spend Smart
Melihat Potensi Cuan di Balik Misi Keberlanjutan 'Green Energy'

Melihat Potensi Cuan di Balik Misi Keberlanjutan "Green Energy"

Whats New
Hadirkan Popok dengan Fitur Pencegah Infeksi Tali Pusar, Makuku Raih Penghargaan

Hadirkan Popok dengan Fitur Pencegah Infeksi Tali Pusar, Makuku Raih Penghargaan

Whats New
Mulai 1 Januari 2024, Penjualan Kartu Multi Trip MRT Jakarta Disetop

Mulai 1 Januari 2024, Penjualan Kartu Multi Trip MRT Jakarta Disetop

Whats New
Bonus Demografi, Potensi yang Diabaikan

Bonus Demografi, Potensi yang Diabaikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com