Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprediksi Bakal Pelik Keuangan, PLN Justru Mampu Bayar Utang Rp 62,5 Triliun Selama Pandemi

Kompas.com - 16/02/2023, 12:14 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan selama tahun 2022, PLN melakukan upaya luar biasa untuk menjaga kinerja keuangan dan operasional perusahaan tetap sehat.

PLN melakukan debt management dengan mempercepat pembayaran utang. Sepanjang tahun 2020-2022, PLN membayar utang sebesar Rp 62,5 triliun.

Dengan langkah ini, dapat menurunkan saldo utang perusahaan sebesar Rp 41 triliun dibanding tahun 2020.

Baca juga: Utang PLN Capai Rp 649,2 Triliun, DPR Minta Pemerintah Segera Lunasi

"Di tahun 2020, banyak sekali para pengamat yang memperkirakan PLN akan mengalami kesulitan keuangan. Karena demand listrik yang turun, sedangkan PLN sudah terlanjur berkontrak dengan pihak ketiga maupun sudah terlanjur membangun pembangkitnya dan pembangkit tersebut tidak bisa dimatikan," ujar Darmawan saat melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, secara virtual, dikutip Kamis (16/2/2023).

"Kami berhasil menurunkan beban bunga hingga Rp 7 triliun dengan pengelolaan utang yang baik. Pengendalian likuiditas yang baik ini telah meningkatkan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) PLN dari sebelumnya 1,4 kali kini menjadi 1,7 kali," sambung dia.

Baca juga: Wamenkeu Minta Para Pimpinan PLN Tidak Bermental Leader Monopoli

Dengan pembayaran utang dipercepat juga berdampak pada beban keuangan yang semakin kecil. PLN merealisasikan capital expenditure (capex) atau belanja modal pada tahun lalu, sebesar Rp 57 triliun.

Kemudian, ketika menghadapi dinamika global, PLN melakukan penyesuaian dengan menghitung demand sehingga ekspansi aset yang belum dibutuhkan ditunda.

"Dengan penjualan yang tumbuh, kami juga menekan cost operasional serta pengelolaan capital expenditure dengan baik maka kami bisa mencatatkan kinerja keuangan yang sehat," ucap Darmawan.

Baca juga: Bos PLN Pastikan Indonesia Tidak Bakal Alami Pemadaman Listrik Massal Seperti Pakistan

 


Tahun lalu, kata Darmawan, PLN juga mencatatkan pertumbuhan penjualan listrik sebesar 6,3 persen atau sebesar 274 Terawatt Hour (TWh). Realisasi ini lebih tinggi 10,7 TWh dari RKAP tahun 2022 sebesar 263 TWh.

"Di tengah volatilitas kurs dan ICP, PLN mampu meningkatkan kinerja keuangannya di tahun 2022 ini. Pertumbuhan penjualan listrik ini diraih dengan extraordinary effort. Kami melakukan akuisisi pelanggan captive power industry. Kami lakukan kolaborasi dengan Industri untuk memakai listrik PLN yang kami jamin keandalannya," lanjutnya.

Darmawan mengatakan capaian kinerja perusahaan yang positif pada tahun 2022 tidak lepas dari dukungan Komisi VI DPR RI dalam mengawal dan memberikan support bagi PLN.

PLN berkomitmen akan terus melanjutkan transformasi bisnis perusahaan sehingga perusahaan akan semakin sehat ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com