Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Targetkan Peningkatan Gratieks, Dirjenbun Perkuat Komoditas dan Pengemasan Produk Hasil Perkebunan

Kompas.com - 17/02/2023, 12:53 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alam Syah mengatakan, pihaknya akan terus mendorong dan memperkuat komoditas perkebunan, serta mengemas produk turunannya agar bernilai tambah dan berdaya saing.

Hal tersebut, sebut dia, merupakan salah satu strategi Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) agar kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan dapat berjalan secara optimal dan tercapai sesuai target.

“Sebab, hal ini erat kaitannya dengan pencapaian peningkatan ekspor tiga kali lipat atau Gerakan Tiga Kali Ekspor Pertanian (Gratieks)," ujar Andi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (17/2/2023).

Seperti diketahui, Ditjenbun senantiasa berupaya dalam memperkuat pengelolaan perkebunan dari hulu hingga hilir.

Baca juga: Mentan Lapor ke Jokowi, Panen Raya Beras Segera Tiba

Upaya tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang terus mendorong petani agar gali potensi dan tingkatkan nilai tambah maupun daya saing komoditas perkebunan.

Menurut SYL, potensi produk turunan komoditas perkebunan sangatlah besar jadi harus terus dikembangkan.

Andi menjelaskan, Ditjenbun juga akan terus berupaya mengawal dari sisi ekspor agar tetap konsisten memberikan kontribusi terhadap sumber devisa ekspor nasional.

Utamanya, kata dia, mengawal ekspor dari sektor nonmigas yang menjadi target besar dari Kementan melalui komoditas unggulan perkebunan.

Komoditas unggulan perkebunan tersebut, seperti kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, kakao, teh, dan rempah-rempah. Pengiriman komoditasi ini tetap difokuskan untuk pencapaian target nilai ekspor hingga Rp 1.200 triliun pada 2024.

Baca juga: Ekspor Indonesia Januari 2023 Capai 22,31 Miliar Dollar AS, Turun 6,36 Persen

“Dari kondisi saat ini devisa negara dari ekspor perkebunan mencapai Rp 400-Rp 500 triliun per tahun,” jelas Andi.

Untuk diketahui, nilai ekspor komoditas perkebunan pada 2022 mencapai Rp 600,5 triliun.

Dengan hasil tersebut, komoditas perkebunan berkontribusi sebesar 88,11 persen dari total nilai ekspor komoditas pertanian sebesar Rp 681,5 triliun atau meningkat hampir Rp 22 triliun dibandingkan 2021.

“Walaupun didominasi oleh CPO dan turunannya, tetapi komoditas unggulan lainnya, seperti kopi, kelapa, rempah-rempah, dan kakao juga sudah menunjukkan peningkatan nilai ekspor yang cukup signifikan,” imbuh Andi.

Tak hanya itu, lanjut dia, potensi-potensi komoditas spesifik daerah lainnya, seperti pinang, gambir, aren, stevia, kelor, dan tanaman atsiri kian diminati pasar global.

Baca juga: Pasar Global: Pengertian dan Contohnya

Untuk itu, kata dia, potensi tersebut perlu terus didorong seiring dengan peningkatan kebutuhan dunia. Khususnya, di bidang farmasi, kecantikan dan kesehatan, food and beverages (F&B), serta bahan baku industri lainnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com