Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tantangan Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia

Kompas.com - 17/02/2023, 14:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) mengatakan ada sekurang-kurangnya empat tantangan yang membuat asuransi syariah belum dapat berkembang dengan maksimal di Indonesia.

Padahal, Indonesia masuk dalam salah satu negara dengan populasi penduduk muslim terbanyak di dunia. Untuk itu, sektor asuransi syariah tentu memiliki pangsa pasar yang luas ke depannya.

Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Setio Kartono mengatakan, tantangan asuransi syariah yang pertama adalah tingkat literasi asuransi syariah yang masih rendah.

Baca juga: Usai Terbit UU PPSK, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis Asuransi

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019, ia bilang, literasi asuransi syariah di Indonesia masih berada di angka 3,99 persen. Angka tersebut jauh dari tingkat literasi asuransi pada umumnya.

"Seingat saya kalau asuransi secara keseluruhan itu 45 persen, ini (literasi asuransi syariah) sekitar 10 persen dari total asuransi secara keseluruhan," ujar dia dalam Journalist Workshop di Bogor Jawa Barat, Kamis (16/2/2023).

Ia menambahkan, bahkan umat muslim pun masih lebih banyak yang memilih asuransi konvensional dibandingkan dengan asuransi syariah.

Baca juga: Pasca Spin Off, Prudential Syariah Perluas Pangsa Pasar dengan Produk Baru

 


Paul dapat mengerti kondisi asuransi syariah tersebut. Pasalnya, masyarakat cenderung memilih perusahaan asuransi yang sudah besar dan memiliki reputasi. Sedangkan, kebanyakan perusahaan asuransi syariah berukuran lebih kecil ketimbang perusahaan konvensional.

"Asuransi syariah memang terkendala literasi itu tadi. Jadi belum benar-benar dikenal, masih banyak yang meragukan asuransi syariah," imbuh dia.

Baca juga: Menengok Apa Saja Alasan Masyarakat Memilih Asuransi Syariah?

Halaman:


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com