Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamax Bakal Dicampur Bioetanol, Pengamat: Harganya Akan Lebih Mahal

Kompas.com - 21/02/2023, 17:55 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk mencampurkan bioetanol atau bahan bakar nabati dengan Pertamax atau BBM dengan kadar RON 92.

Terkait dengan hal ini, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menilai pencampuran 5 persen bioetanol ke BBM Pertamax pada dasarnya menyumbang hanya sedikit pada pengurangan emisi CO2.

“Upaya blending atau pencampuran, apakah untuk BBM jenis Pertamax atau Pertalite dengan bietanol tidak tepat sama sekali. Karena untuk menggunakan BBM (bersih), kadarnya hanya 5 persen, menurut saya sisanya masih kotor,” ujar Fahmy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Baca juga: Erick Thohir Bakal Luncurkan Stasiun Bahan Bakar Bioetanol

Di sisi lain, Fahmy menilai blending bioetanol dengan Pertamax, hanya akan membuat harga BBM mengalami kenaikan. Misalkan, jika blending dilakukan pada Pertalite, dari harga Rp 10.000 per liter menjadi Rp 12.000 per liter.

“Dengan blending itu harganya kan jadi lebih mahal, karena untuk Pertalite yang harga Rp 10.000, dengan blending itu menjadi Rp 12.000. Dengan begitu, nanti subsidinya jadi naik, begitu juga dengan Pertamax,” lanjutnya.

Dia menuturkan, dari pengalaman sebelumnya untuk BBM jenis Premium juga dilakukan blending. Upaya menaikkan kualitas BBM melalui blending dinilai hanya akan menambah biaya, namun hasil yang diharapkan tidak signifikan.

Baca juga: Harga BBM Pertamax Mau Diumumkan Seminggu Sekali, Erick Thohir: Masih Dibahas dengan Menteri ESDM


“Ini biayanya akan lebih mahal dan tidak ada harga preferensi, atau berapa harga sebenarnya. Jadi kalau Pertamax dicampur bioetanol, akan kesulitan mendapat berapa harga sebenarnya,” kata Fahmi.

Fahmi menjelaskan, pengembangan bioetanol 100 persen, lebih efektif daripada 5 persen. Namun demikian, kendala yang terjadi adalah penguasaan teknologi yang masih belum memumpuni.

“Lebih baik bioetanol 100 persen, lebih efektif, atau bioetanol yang dikembangkan secara invovatif dikembangkan sebagai BBM yang bersih. Tapi memang pengalaman di Biodiesel baru sampai B35, untuk mencapai B100 butuh teknologi,” ujarnya.

Baca juga: Harga Pertamax Turbo Naik, Pertamina: Masih Paling Kompetitif Dibanding Perusahaan Lain

“Indonesia harus kerja sama dengan negara lain, jadi lebih baik mengembangkan bioetanol menjadi BBM bersih lingkungan, daripada mencampur dengan Pertamax,” sambungnya.

Sebelumnya, Kementerian ESDM menyebutkan, pihaknya berencana untuk mencampur Bioetanol dengan Pertamax. Hal ini dilakukan mengingat komponen harga pembentuk Pertamax sama dengan Bioetanol. Di sisi lain, akan ada harga tambahan yang dibebankan.

Hingga berita ini diturukan, Kompas.com masih menunggu jawaban dari Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana terkait rencana tersebut.

Baca juga: Erick Thohir Usul Pengumuman Harga Pertamax Seminggu Sekali, Menteri ESDM: Bagus-bagus Saja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com