Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Turun Lebih dari 1 Persen, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 22/02/2023, 09:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan tipis pada perdagangan Selasa (21/2/2023) waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia (WIB). Pergerakan harga minyak dibayangi oleh kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global, yang melebihi sentimen pembatasan pasokan.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent turun 1,29 dollar AS atau 1,5 persen menjadi 82,78 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan Maret turun 29 sen, atau 0,38 persen, menjadi 76,05 dollar AS per barrel, dan kontrak bulan kedua tergelincir 10 sen atau 0,1 persen menjadi 76,45 dollar AS per barrel.

Kekhawatiran terus-menerus tentang pertumbuhan ekonomi global yang melebihi pembatasan pasokan, mendorong investor untuk mengambil untung dari kenaikan harga di hari sebelumnya. Fokus di pasar keuangan yakni pada risalah pertemuan terbaru Federal Reserve AS pada hari Rabu mengenai risiko suku bunga yang tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Baca juga: BPH Migas Dorong Revisi Perpres 191 untuk Solusi Kendalikan Konsumsi BBM Bersubsidi

“Pergerakan harga hari ini tampaknya lebih bersifat teknis. Kami berpikir ada kekhawatiran yang sama bahwa dollar AS akan menjadi kuat, selain itu juga kondisi suku bunga The Fed,” kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

Greenback yang lebih kuat membuat minyak berdenominasi dollar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Di awal sesi, pasar menguat dimana harga Brent positif, setelah survei aktivitas bisnis yang lebih baik dari perkiraan di Eropa dan Inggris.

Pada hari Senin, harga minyak naik lebih dari 1 persen di tengah optimisme atas permintaan China yang diperkirakan akan pulih tahun ini setelah pembatasan Covid-19 dihapuskan.

Baca juga: Pertamax Bakal Dicampur Bioetanol, Pengamat: Harganya Akan Lebih Mahal


Sementara itu, Rusia berencana untuk memangkas produksi minyak mentah sebesar 500.000 berrel per hari, atau sekitar 5 persen dari produksinya pada bulan Maret. Ini dilakukan sebagai respons terhadap negara Barat yang memberlakukan pembatasan harga pada minyak Rusia dan produk minyak akibat invasi Ukraina.

“Tapi, pemotongan pasokan yang diumumkan bulan ini, hanya akan berlaku untuk produksi bulan Maret,” kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak pada hari Selasa.

Rusia adalah bagian dari grup OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang sepakat pada Oktober untuk memangkas target produksi minyak sebesar 2 juta barrel per hari hingga akhir 2023.

Baca juga: Agar Warga Terbiasa, Evaluasi Harga BBM Nonsubsidi Disarankan Transparan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Simak Jenis hingga Syarat Ajukan KPR di BTN

Simak Jenis hingga Syarat Ajukan KPR di BTN

Whats New
Update Rencana LRT Bali, Kemungkinan Dibangun di Bawah Tanah, Biaya Bisa Bengkak 3 Kali Lipat

Update Rencana LRT Bali, Kemungkinan Dibangun di Bawah Tanah, Biaya Bisa Bengkak 3 Kali Lipat

Whats New
OJK: Pelaksanaan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat dari Negara Asia Lainnya

OJK: Pelaksanaan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat dari Negara Asia Lainnya

Whats New
Bakal Dibahas DPR, Sampai Mana RUU Perkoperasian?

Bakal Dibahas DPR, Sampai Mana RUU Perkoperasian?

Whats New
Mengenal Platform Jual Beli Karbon Berbasis Ritel di Indonesia

Mengenal Platform Jual Beli Karbon Berbasis Ritel di Indonesia

Whats New
Jangan Pakai Pinpri, Ini 4 Produk Alternatif untuk Pinjaman Dana

Jangan Pakai Pinpri, Ini 4 Produk Alternatif untuk Pinjaman Dana

Spend Smart
Pemerintah Yakin Setoran Pajak Lampaui Target di Akhir 2023

Pemerintah Yakin Setoran Pajak Lampaui Target di Akhir 2023

Whats New
Harga Tiket Kereta Cepat Diusulkan Rp 250.000-Rp 300.000 'Worth It' Enggak? Begini Tanggapan Masyarakat

Harga Tiket Kereta Cepat Diusulkan Rp 250.000-Rp 300.000 "Worth It" Enggak? Begini Tanggapan Masyarakat

Whats New
Pengamat Minta Pemerintah Fokus Setarakan Aturan Main Social Commerce dan E-commerce

Pengamat Minta Pemerintah Fokus Setarakan Aturan Main Social Commerce dan E-commerce

Whats New
Tahun Depan Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Realistiskah?

Tahun Depan Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Realistiskah?

Whats New
Kementan Realisasikan RJIT di Kota Serang untuk Tingkatkan Produksi Padi hingga Antisipasi El Nino

Kementan Realisasikan RJIT di Kota Serang untuk Tingkatkan Produksi Padi hingga Antisipasi El Nino

Whats New
Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Mana yang Lebih Dipilih Masyarakat?

Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Mana yang Lebih Dipilih Masyarakat?

Spend Smart
DPR RI Sambut Baik Larangan Transaksi Jual-Beli di 'Social Commerce'

DPR RI Sambut Baik Larangan Transaksi Jual-Beli di "Social Commerce"

Whats New
Resmikan Bursa Karbon Indonesia, Jokowi: Potensinya Rp 3.000 Triliun, Bahkan Lebih...

Resmikan Bursa Karbon Indonesia, Jokowi: Potensinya Rp 3.000 Triliun, Bahkan Lebih...

Whats New
3 Fungsi AI yang Mendukung Pengembangan Karier di Kantor, Apa Saja?

3 Fungsi AI yang Mendukung Pengembangan Karier di Kantor, Apa Saja?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com