Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petaninya Sulit Dapat Pupuk Subsidi, Gubernur Sumsel: gara-gara Harus Daftar Digital

Kompas.com - 24/02/2023, 12:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengeluhkan alur pendistribusian pupuk subsidi harus melalui online.

Dia mengatakan, meskipun wilayah Sumatera Selatan mendapatkan jatah stok pupuk yang berlimpah, namun sulit diakses oleh petani lantaran harus mendaftarkan dirinya melalui online lewat e-Alokasi.

Sementara di sisi lain, tidak semua petani di Sumatera Selatan memiliki android.

Baca juga: Petani Masih Kesulitan Dapatkan Pupuk Bersubsidi

"Kita mendapatkan kuota pupuk yg berlimpah saat ini. Ada lebih dari 100 persen. Tapi ada kendala juga karena ini digital. Khususnya masyarakat petani. Mereka bisa dapatkan pupuk subsidi setelah mendaftar di e-Alokasi. Ada persoalan di sini, tidak semua pegang android petani itu. Tidak semuanya mendaftarkan dirinya," ujarnya dalam acara Gerakan Nasional Pangendalian Inflasi Pangan Provinsi Sumatera Selatan yang disiarkan virtual, Jumat (24/2/2023).

Lebih lanjut dia menuturkan, dari 250.000 petani yang ditargetkan mendapatkan pupuk subsidi, hanya 200.000 yang mendaftar.

"Oleh karena itu ini perlu didorong karena ini butuh keahlian teknologi," ungkapnya.

Baca juga: Petani Keluhkan Pupuk Subsidi Mahal dan Sulit Didapatkan, Kementan: Harus Terdaftar di Simluhtan

Petani masih saja sulit dapat pupuk subsidi

Sebelumnya, Ketua Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Kabupaten Lumajang Guntur Nugroho juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.

Dia menjelaskan, berdasarkan hasil penelusurannya mulai dari tahun 2022 yang lalu, tidak sedikit petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi. Misalnya petani Lumanjang, dari sejak pengajuan subsidi ke pemerintah, petani yang mendapatkan pupuk subisidi hanya mendapat 60-70 persen.

"Awal permasalahan di kabupaten Lumajang, kami baru dapat 60-70 persen dari pengajuan melalui RDKK. Jadi mudah-mudahan pupuk indonesia bisa memberikan 100 persen agar tidak ada polemik lagi," ujar Guntur dalam acara jumpa pers Ombudsman RI secara daring, Selasa (21/2/2023).

Baca juga: Reformasi Pupuk Subsidi


Kemudian, perihal aksi penjualan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), Guntur menyebut hal itu disinyalir terjadi pada 99 persen kios di Kabupaten Lumajang. Parahnya lagi, dari permainan harga tersebut pembeliannya dibatasi.

Dia mencontohkan, misal ia meminta kuota subsidi pupuk sebanya 5 kuintal, namun yang diberikan kepada dia hanya setengah. Sementara sisanya dijual kepada pihak lain yang masuk ke dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

"Kami temukan diseluruh kios sebanyak 99 persen di Lumajang itu menjual di atas HET, yang membuat mirisnya lagi adalah, di samping kuotanya juga dibatasi oleh mereka," ungkap Guntur.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com