JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Digital BCA atau blu by BCA Digital masih mencatatkan kerugian bersih pada tahun 2022 sebesar Rp 71,60 miliar di akhir 2022.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, kerugian ini lebih besar dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 62,15 miliar.
Head of Marketing and Communication BCA Digital Duardi Prihandiko mengatakan, sepanjang 2022 blu by BCA Digital telah mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) Rp 6,85 triliun.
Realisasi ini meningkat hingga 296 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,73 triliun.
Baca juga: Proses Verifikasi Cepat, Ini Cara Buka Rekening blu by BCA Digital
Dari jumlah tersebut, 30 persen bersumber dari tabungan alias dana murah sebesar Rp 2,07 triliun, sedangkan deposito masih mendominasi dengan porsi 70 persen atau Rp 4,78 triliun.
"Effort-effort upgrade feature, effort-effort edukasi, alhamdulillah memberikan boost kepada kami confidence dari nasabah yang diperlihatkan dengan DPK di akhir tahun kemarin mencapai Rp 6,85 triliun," ujarnya saat konferensi pers di ICE BSD, Tangerang, Jumat (24/2/2023).
Dia melanjutkan, perolehan DPK itu disalurkan ke kredit yang pada 2022 realisasinya mencapai Rp 3,24 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,06 triliun.
Lantaran anak usaha BCA ini masih belum menyediakan produk direct loan, maka kredit tersebut disalurkan untuk joint financing, chanelling, dan segmen korporasi.
"Iya, kita belum ada direct lending, ditunggu saja, semoga kita bisa launching di tahun ini," ucapnya.
Baca juga: Genap 1 Tahun, Blu BCA Gaet 806.000 Nasabah
Dia mengungkapkan, lima jenis transaksi yang paling banyak digunakan nasabah blu by BCA Digital ialah transfer, setor tunai tanpa kartu, tarik tunai tanpa kartu, QRIS, dan top up emoney.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.