KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Eileen Rachman dan Rizkiana Shadewi
HR Consultant/Konsultan SDM EXPERD

EXPERD (EXecutive PERformance Development) merupakan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkemuka di Indonesia. EXPERD diperkuat oleh para konsultan dan staf yang sangat berpengalaman dan memiliki komitmen penuh untuk berkontribusi pada perkembangan bisnis melalui layanan sumber daya manusia.

Karakteristik SDM Indonesia

Kompas.com - 25/02/2023, 08:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ASESMEN kepribadian merupakan hal lumrah yang kerap digunakan profesional di bidang sumber daya manusia (SDM) untuk mengidentifikasi kecenderungan perilaku kandidat dalam proses rekrutmen. Proses ini dapat membantu mereka dalam menemukan kandidat yang tepat untuk posisi atau jabatan tertentu.

Tak jarang, asesmen kepribadian juga dijadikan sebagai dasar untuk menumbuhkan self awareness dalam proses pengembangan karyawan. Dengan memahami karakteristik pribadi karyawan, profesional SDM bisa mendapatkan insight tentang kecenderungan perilaku yang mendukung atau menghambat kinerja seseorang. Dengan begitu, mereka pun dapat menyusun program pengembangan diri yang efektif.

Dua perspektif kepribadian

Kepribadian sendiri dapat dimaknai dari dua perspektif yang berbeda.

Pertama, sebagai individual differences. Perspektif ini menitikberatkan pada perbedaan antara satu orang dengan orang yang lain. Setiap orang memiliki keunikan masing-masing, baik dari segi karakter maupun motivasi. Perbedaan inilah yang menjadi ciri kepribadian kita.

Baca juga: Kerendahan Hati Pemimpin

Kedua, kepribadian juga dapat dilihat sebagai universal themes. Perspektif ini menekankan pada persamaan dari berbagai individu di lingkungan tertentu. Konteks budaya saat seseorang lahir dan dibesarkan akan berpengaruh terhadap kecenderungan perilaku dan nilai yang dianggap esensial. Kesamaan ini pun menjadi ciri kepribadian kita.

Dua perspektif itu juga dapat kita amati di Indonesia. Tantangan yang beragam antara satu organisasi dan organisasi lain menyebabkan variasi kepribadian individu di lingkungan organisasi yang berbeda. Budaya negara kita pun sedikit banyak tergambar dalam karakter SDM di Indonesia secara umum.

Baca juga: Berpikir Strategis

Berdasarkan hasil Hogan Personality Assessment, EXPERD memetakan profil kepribadian tenaga kerja di Indonesia. Berikut adalah ulasan lengkapnya.

Personality = keunikan individu

Mengenali kepribadian manusia dalam organisasi merupakan amunisi untuk meningkatkan kinerja, baik secara individu maupun organisasi. Sebab, individu dengan karakteristik dan gaya kerja tertentu akan lebih sesuai dan lebih mudah untuk melakukan pekerjaan di satu bidang.

Di sisi lain, menempatkan individu tersebut di bidang yang tidak tepat berpotensi memunculkan berbagai kendala, seperti kesulitan adaptasi gaya kerja dengan tuntutan jabatan serta penurunan motivasi karena mengerjakan tugas yang tidak relevan dengan nilai pribadinya.

Baca juga: Manajemen Talenta Masa Kini

Kepribadian tertentu juga bisa membantu seseorang untuk menonjol di suatu posisi. Orang dengan ambition tinggi dan kompetitif, dan kebetulan senang mengambil peran sebagai pemimpin, akan tampak menonjol di posisi eksekutif. Ini akan memberinya kesempatan dalam mengarahkan banyak pihak untuk merealisasikan target yang menantang.

Sementara, orang dengan ambition rendah akan lebih menikmati lingkungan kerja kolaboratif dengan target yang realistis. Merekalah orang yang tepat untuk berkontribusi dalam pekerjaan yang menuntut kerja sama tim.

Eileen Rachman.Dok. EXPERD Eileen Rachman.
Perbedaan kepribadian juga dapat diamati dalam industri yang berlainan. Di bidang minyak dan gas, misalnya, karyawan yang teratur, berhati-hati mengikuti prosedur, dan mengedepankan rencana kerja yang baku akan lebih cocok bekerja di sektor hulu.

Baca juga: Mencetak Pemimpin

 

Sebab, mereka umumnya memiliki prudence tinggi sehingga cocok ditempatkan di posisi yang memerlukan standar keselamatan tinggi.

Sebaliknya, karyawan dengan sifat prudence rendah dan memiliki fleksibilitas tinggi akan lebih cocok ditempatkan di sektor hilir.

Pasalnya, sektor ini lebih mengutamakan pencapaian target bisnis dan ketangkasan untuk melakukan perubahan sewaktu-waktu.

Di bidang perbankan dan layanan keuangan pun ditemukan perbedaan antara organisasi regulator dan organisasi komersial. Budaya kerja di organisasi regulator lebih menekankan nilai kolaborasi, kepatuhan, dan orientasi pada proses.

Karyawan perlu memperhatikan kepentingan berbagai pihak serta membuat kebijakan dan aturan untuk meminimalisasi risiko.

Baca juga: Kembali ke Kantor pada 2023

Karena itu, karakteristik yang lebih menonjol di bidang tersebut adalah interpersonal sensitivity yang tinggi dan mischievous yang rendah.

Sementara di organisasi komersial, budaya kerja yang ditekankan adalah kompetisi, bisnis, dan orientasi pada hasil. Karyawan dituntut untuk menjalin relasi dengan berbagai pihak dan mencapai target pengembangan bisnis, termasuk mengambil risiko untuk memajukan bisnis. Inilah yang menjadikan karyawan dengan ambition dan sociability tinggi, serta mischievous tinggi sebagai karakteristik yang dominan di organisasi tersebut.

Personality tenaga kerja Indonesia

Meskipun setiap orang punya kepribadian yang berbeda, banyak tenaga kerja di Indonesia memiliki kemiripan karakter. Adapun karakteristik umum orang Indonesia meliputi leisurely, tradition, security, dan altruistic yang tinggi.

Baca juga: Tahun Baru, Kebiasaan Baru

Budaya sopan santun dan tolong-menolong di negara kita dihayati banyak orang sebagai hal yang penting. Stabilitas dan rasa aman juga menjadi hal penting yang dicari SDM di Indonesia. Banyak orang lebih nyaman berada di lingkungan dengan jaminan dan ekspektasi yang jelas ketimbang mengambil risiko yang tidak pasti. Rupanya, semangat entrepreneurship belum terlalu dominan dalam budaya kita.

Selain itu, budaya ewuh pakewuh atau rasa sungkan juga masih kental dalam lingkungan kerja. Untuk menjaga harmoni, banyak orang memilih tidak mengutarakan pendapatnya secara terbuka. Kebiasaan ini semakin dominan ketika berada dalam situasi yang menekan.

Pada akhirnya, banyak orang enggan menyampaikan keberatannya untuk menghindari konflik, dan lebih memilih untuk “protes” di belakang ketika tidak setuju dengan permintaan orang lain. Kebiasaan ini dapat menghambat lingkungan kerja produktif dan sinergi positif di organisasi atau perusahaan.

Baca juga: Membuat Dampak

Oleh karena itu, pekerja di Indonesia perlu melatih kemampuan untuk berkomunikasi asertif agar dapat berdiskusi secara terbuka tanpa menyinggung perasaan orang lain.

Dengan memahami kecenderungan perilaku, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari lingkungan yang lebih besar, kita dapat menyasar hal-hal yang perlu digarap lebih lanjut untuk mengembangkan diri.

Dari sisi perusahaan, pemetaan kepribadian karyawan juga menjadi hal penting. Dengan cara ini, kita bisa mengenali potensi, membentuk tim yang solid, dan memberikan stimulus yang dapat memacu karyawan untuk mencapai kinerja optimal.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com