JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen kendaraan listik (electric vehicle) merek Selis, PT Juara Bike (JB), anak usaha PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS), dan perusahaan penyedia baterai industri, PT Sentramitra Dayautama melakukan kerja sama untuk mengembangkan baterai motor listrik.
Kerja sama keduanya ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 pada Sabtu (25/2/2023) kemarin.
Direktur Utama SLIS Edi Hanafiah Kwanto mengatakan, kerja sama pengembangan baterai motor listrik dilakukan guna mendukung tersedianya ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri, sehingga dapat mendorong peningkatan volume penggunaan kendaraan listrik.
Baca juga: Ada Subsidi Rp 7 Juta, Menteri ESDM Targetkan Penjualan Motor Listrik Capai 150.000 Unit pada 2023
“Kedua perusahaan punya visi yang sama demi pengembangan kendaraan listrik, salah satunya yakni ketersediaan baterai motor listrik. Saat ini tahapannya masih dalam perencanaan awal,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (26/2/2023).
Edi menjelaskan, JB akan fokus menambah produk dan tipe kendaraannya, serta terus menggejot penjualan. Terbaru, Selis telah meluncurkan produk Selis GO Plus, motor listrik yang bisa menempuh jarak 140 kilometer dengan dua baterai lithium ion 60V 27Ah dan dibekali penggerak motor berdaya 2.000 watt.
Adapun melalui kerja sama JB dan Sentramitra, tipe baterai lithium yang dikembangkan adalah battery Go Plus dengan kapasitas 60V 75AH, tipe baterai yang memiliki keamanan tinggi dan ketahanan lebih lama.
Baca juga: DEN Sebut Subsidi Motor Listrik Rp 7 Juta Sudah Pas, Harga Jadi Terjangkau
Hal itu menjadi kemajuan pengembangan teknologi yang akan menghasilkan kendaraan dengan jarak tempuh lebih jauh hingga 180 kilometer. Harapannya, pengembangan ini akan menghapus kekuatiran masyarakat terhadap kebutuhan pengisian baterai yang berulang.
"Dengan ketahanan baterai long range ini, tentu saja perusahaan logistik mulai melirik kendaraan listrik sebagai kendaraan mobilitas dan operasionalnya. Tidak hanya itu, masyarakat dengan mobilitas tinggi yang menempuh jarak jauh pun tidak perlu ragu lagi untuk menjatuhkan pilihannya saat ini," papar dia.
Menurut Edi, kerja sama ini memang perlu dilakukan seiring dengan prospek positif bisnis kendaraan listrik di masa depan. Hal ini seiring dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 yang diarahkan untuk menumbuhkan pasar baru kendaraan listrik.
Berdasarkan kajian Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), baterai adalah komponen utama kendaraan listrik dan menyumbang 25-40 persen dari biaya kendaraan itu sendiri. Oleh karena itu, adanya produksi sel baterai kendaraan listrik di dalam negeri, berarti biaya komponen bisa ditekan hingga 30-40 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.