Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Risiko dan bahaya robot trading ramai diperbincangkan setelah adanya beberapa perusahaan yang terindikasi praktik investasi bodong.
Meski demikian, banyak perusahaan yang masih memberikan penawaran yang menggiurkan untuk menggunakan robot trading. Bahkan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur janji yang ditawarkan.
Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih waspada terhadap bahaya dan risiko penggunaan robot trading. Hal itu pun dibahas dalam siniar CUAN bertajuk “Tertarik Investasi Robot Trading, Simak ini dulu yuk!” dengan tautan dik.si/CUANRobot2.
Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag), robot trading merupakan perangkat lunak yang dapat bekerja secara otomatis untuk memonitor pasar, melakukan kalkulasi peluang entry, menempatkan transaksi, dan melakukan manajemen risiko berdasarkan algoritma yang telah ditanamkan pada setiap baris programnya.
Baca juga: 5 Kunci Menggaet Investor untuk Bisnis
Namun, sebenarnya alat ini tidak bisa bekerja dengan sendirinya tanpa ada pengendali di belakangnya. Oleh karena itu, pengendali harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai robot trading dan sejumlah instrumen investasi untuk kebutuhan penggunanya.
Faktor terbesar mengapa masyarakat mudah tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan robot trading adalah rendahnya edukasi finansial. Padahal, investasi dengan robot trading memiliki risiko yang perlu diwaspadai.
Pengguna tidak dapat memilih broker. Mereka hanya dapat bertransaksi dengan broker yang telah ditentukan penyelenggara dengan ketentuan khusus. Hal ini bertujuan agar lebih dapat memungkinkan untuk memanipulasi chart trading fiktif yang telah diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan janji bagi hasil yang diberikan.
Ketika trading fiktif ini dibandingkan dengan kondisi pasar yang sebenarnya, terjadi manipulasi pada waktu chart untuk mencocokkan kondisi harga pasar dengan bagi hasil. Hal ini dapat meyakinkan korban yang kurang teliti atau tidak mengerti.
Ketika membuka akun dan menyetorkan USD, pengguna tidak diperkenankan melakukan telegraphic transfer (TT) dolar ke dolar. Mereka diharuskan membeli dolar dari penyelenggara dengan lima hingga sepuluh persen lebih mahal dari harga wajar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.