Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Khawatir Tarif KRL Naik jika Izin Impor Kereta Tidak Terbit

Kompas.com - 28/02/2023, 17:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta agar seluruh kementerian terkait mendukung realisasi impor Kereta Rel Listrik (KRL) bekas dari Jepang.

Sebab menurutnya, penambahan jumlah KRL dibutuhkan oleh masyarakat guna mendukung kelancaran penggunaan transportasi massal di ibukota ini.

"Saya minta dukungan dari para menteri pengambil kebijakan, untuk kita saling mendukung," ujarnya saat acara Economic Outlook 2023 CNBC Indonesia di di St. Regis Hotel Jakarta, Selasa (29/2/2023).

Baca juga: Izin Impor KRL Bekas Belum Terbit, KCI Lobi Pemerintah

Saat ini, PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) belum mengantongi izin impor KRL bekas dari pemerintah. Sementara 10 rangkaian KRL Jabodetabek harus dipensiunkan pada 2023.

Jika impor KRL tidak direalisasikan, dia khawatir justru akan menyebabkan tiket KRL Jabodetabek menjadi mahal akibat kekurangan armada.

"Jangan kita justru tidak bersinergi, sehingga kembali justru angka-angka pengeluaran masyarakat jadi mahal," kata Erick.

Baca juga: KCI Buka Suara soal Kendala Impor KRL Bekas dari Jepang


Sementara saat ini angka pengeluaran masyarakat sudah tinggi akibat kenaikan harga energi hingga harga pangan. Untuk itu dia berharap agar tarif KRL jangan sampai menjadi mahal dengan tetap terpenuhinya rangkaian KRL untuk mengangkut masyarakat.

"Saya yakin, nanti saya cek, saya rasa dari Kemenperin, Menhub, pasti akan mendukung. Ini masalahnya belum ada komunikasi saja. Tapi insya Allah, saya yakin saling mendukung," ucapnya.

Selain impor, PT KCI memiliki opsi lain yaitu bekerja sama dengan PT INKA untuk memproduksi rangkaian kereta. Namun, dia khawatir kapasitas produksi PT INKA tidak dapat memenuhi kebutuhan PT KCI.

Baca juga: Cara Mendapatkan PIN Ibu Hamil untuk Naik KRL

Sebab, PT INKA sendiri membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memproduksi kereta baru sedangkan PT KCI membutuhkan 10 rangkaian KRL di 2023 dan 19 rangkaian di 2024 karena harus dipensiunkan.

"Kalau ternyata kapasitas kita tidak siap, kan tidak ada salahnya kita bekerja sama dengan negara lain untuk mencari solusi supaya ini bisa cepat tersedia," jelasnya.

Selain itu, dia menilai dengan langkah impor ini PT KCI dapat menekan biaya operasional dan ongkos logistik dibandingkan jika memproduksi kereta baru.

Baca juga: Erick Thohir Ajukan Usulan Bunga Kredit 0 Persen untuk Usaha Mikro ke BI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com