BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan KADIN

Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid Gandeng Menteri dan Pengusaha Malaysia Dorong Inovasi serta Pertumbuhan Ekonomi Regional

Kompas.com - 03/03/2023, 11:35 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Keketuaan ASEAN Business Advisory Council (BAC) Indonesia yang dipimpin Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid melakukan lawatan bisnis ke Malaysia pada Senin (27/2/2023) hingga Rabu (1/3/2023).

Lawatan tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi melalui inovasi dan inklusivitas ASEAN.

Adapun pembahasan pertemuan itu difokuskan pada tiga nilai utama, yakni sentralitas, inovasi, dan inklusivitas. Ketiga nilai tersebut merupakan landasan penting bagi lima prioritas utama dan tujuh legacy projects dari ASEAN-BAC 2023.

Salah satu pemangku kepentingan utama yang ditemui Keketuaan ASEAN-BAC selama lawatan adalah Menteri Perdagangan Internasional dan Industri (MITI) Malaysia Tengku Zafrul.

Baca juga: B20 Summit Berhasil Hadirkan Communique untuk Pemulihan Ekonomi yang Inklusif

Dengan Tengku Zafrul, ASEAN-BAC membahas agenda keketuaannya dan menjalin kerja sama untuk chairmanship legacy.

Tengku Zafrul pun menyoroti urgensi penguatan hubungan strategis antara sektor swasta, pemerintah, dan ASEAN, terutama menjelang giliran Malaysia sebagai Ketua ASEAN pada 2025.

“Kami mengapresiasi upaya Keketuaan ASEAN-BAC Indonesia, khususnya dalam memajukan digitalisasi, keberlanjutan, dan mendorong kewirausahaan. Kami menyambut baik Kadin Indonesia dan ASEAN-BAC untuk bekerja sama lebih erat dalam memajukan industri dan perdagangan di kawasan ASEAN,” ujar Tengku Zafrul dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (3/3/2023).

Merespons hal tersebut, ASEAN-BAC menegaskan komitmen bisnisnya untuk mengembangkan visi ambisius “Masyarakat Ekonomi ASEAN” selepas 2025 di tengah lanskap ekonomi yang kian menantang.

Baca juga: 25 Rekomendasi Kebijakan B20 untuk KTT G20

Arsjad mengatakan, sentralitas ASEAN perlu dilihat sebagai kesatuan yang signifikan untuk integrasi ekonomi bersama.

“ASEAN harus dilihat sebagai suatu kawasan yang memiliki satu visi, satu identitas, dan satu komunitas. Dengan begitu, kesatuan negara (anggota) ASEAN tidak sekadar sebuah narasi serta tidak hanya dari sudut pandang bisnis dan investasi," kata Arsjad.

Menteri Perdagangan Internasional dan Industri (MITI) Malaysia Tengku Zafrul mengapresiasi upaya Keketuaan ASEAN-BAC Indonesia, khususnya dalam memajukan digitalisasi, keberlanjutan, dan mendorong kewirausahaan. Dok. Humas Kadin Menteri Perdagangan Internasional dan Industri (MITI) Malaysia Tengku Zafrul mengapresiasi upaya Keketuaan ASEAN-BAC Indonesia, khususnya dalam memajukan digitalisasi, keberlanjutan, dan mendorong kewirausahaan.

Kolaborasi tingkatkan kapasitas

Arsjad melanjutkan, pertemuan tersebut juga menyoroti kebutuhan berkolaborasi dalam membangun peningkatan kapasitas pada format standar pelaporan environment, social, and governance (ESG) serta mempromosikan pendanaan skema publik-swasta dalam proyek-proyek yang berkelanjutan.

Arsjad juga mengungkapkan sejumlah legacy yang telah dipromosikan di lawatan bisnis ASEAN BAC kepada pemerintah dan sektor swasta Malaysia.

Baca juga: MSMEs Report 2022 Temukan Tiga Pilar untuk Percepat UMKM Indonesia Go Digital

Legacy tersebut antara lain mengeksplorasi prakarsa legacy dalam ruang lingkup pembangunan berkelanjutan, termasuk carbon center of excellence guna meningkatkan aktivitas perdagangan karbon, net zero emission (NZE) bagi kawasan untuk memastikan pencapaian target emisi nol bersih pada 2060,” terang Arsjad.

Untuk diketahui, lawatan ke Malaysia kali ini juga menekankan semangat gotong royong yang selama ini menjadi landasan masyarakat Indonesia dan Malaysia. Hal ini tecermin melalui pertemuan antara Chief Executive Officer (CEO) AirAsia Tony Fernandes dan Arsjad Rasjid untuk meningkatkan peran bisnis regional di ASEAN.

Pembahasan dalam pertemuan tersebut menekankan pada upaya konkret dalam mempromosikan konektivitas antarmasyarakat melalui pertukaran bisnis, kunjungan, serta kemitraan antara bisnis dan pemerintah di kawasan.

“Hubungan perdagangan Malaysia-Indonesia sangat kuat dengan total nilai perdagangan pada 2021 meningkat 43,5 persen jika dibandingkan 2020 hingga mencapai 22,93 miliar dollar AS,” jelas Arsjad.

Baca juga: Dorong Transformasi Digital Pelaku Bisnis, Satuan Tugas Digitalisasi B20 Keluarkan 4 Rekomendasi Strategi

Indonesia sendiri merupakan mitra dagang terbesar ketujuh Malaysia secara global. Sementara, di tingkat kawasan ASEAN, Indonesia adalah mitra dagang terbesar ketiga.

Pada kesempatan sama, Wakil Ketua ASEAN-BAC 2023 Bernardino Vega menambahkan, roadshow ke Malaysia juga bertujuan untuk membangun kemitraan ekonomi di atas fondasi perdagangan tersebut.

Lawatan tersebut pun ditujukan untuk mempromosikan kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan dalam produk-produk konsumen sebagai prioritas utama, termasuk produk halal dan menjadikan ASEAN yang terintegrasi dapat bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya perusahaan.

Sebagai dua negara yang memiliki sejarah dan budaya yang panjang, lanjut Bernardino, Malaysia dan Indonesia senantiasa mempertahankan hubungan kuat yang dibangun atas dasar saling menghormati serta pengertian.

“Pemerintah kami memiliki banyak perjanjian dan memorandum yang berupaya memperkuat kerja sama melalui mekanisme bilateral. Meski begitu, kami menghargai aktivisme yang lebih besar dan partisipasi masyarakat di kedua belah pihak untuk mengupayakan dan mendorong lebih jauh kolaborasi yang saling menguntungkan,” kata Bernardino.


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com