Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Depo Plumpang, Pengamat Dorong Pertamina Punya Sistem Keamanan Standar Internasional

Kompas.com - 04/03/2023, 21:12 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa kebakaran terjadi di Depo Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3/2023) pukul 20.11 WIB. Insiden serupa pernah terjadi di tempat yang sama pada Januari 2009 dan Mei 2017. Pertamina diharapkan memiliki keamanan standar tingkat internasional. 

Tidak hanya di satu lokasi, beberapa depo dan kilang minyak milik Pertamina juga pernah terjadi peristiwa serupa di antaranya kilang minyak di Cilacap, kilang minyak di Balongan, dan Depo Pertamina Ampenan.

Pengamat Ekonomi dan Energi UGM Fahmy Radhi mengatakan, peristiwa kebakaran yang berulang ini membuktikan PT Pertamina (Persero) harus segera berbenah memperbaiki sistem keamanan terutama dalam mencegah dan menanggulangi bencana di area kilang dan penyimpanan minyak.

Baca juga: Pertamina Minta Maaf Depo Plumpang Terbakar, Janji Tangani Masyarakat Terdampak

Padahal Depo Pertamina Plumpang merupakan salah satu objek vital yang berisiko tinggi karena tempat penyimpanan minyak itu menyuplai 20 persen bahan bakar minyak (BBM) ke seluruh Indonesia terutama wilayah DKI Jakarta.

"Kalau kejadian yang berulang tadi, itu menurut saya menunjukkan bahwa memang Pertamina itu abai terhadap sistem keamanan untuk aset strategis dan beresiko tinggi tadi sehingga menyebabkan kebakaran," ujar Fahmy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/3/2023).

Menurut dia, mengingat depo ini merupakan aset vital maka seharusnya Pertamina menggunakan sistem keamanan yang berstandar internasional, yakni dengan menerapkan sistem keamanan yang berlapis.

Namun dari kejadian ini dia menyebut Pertamina bahkan tidak memiliki pemadam kebakaran internal yang dapat langsung memadamkan api sebelum api menyebar.

"(Sistem keamanan internasional) misalnya terjadi percikkan api, maka ada upaya pencegahan. Kalau di sini gagal maka pada tingkat berikutnya akan terjadi pencegahan sehingga tingkat kebakaran tidak pernah meluas," jelasnya.

Masih tentang masalah keamanan, Pertamina juga tidak memperhatikan sekitar lokasi Depo Pertamina Plumpang sehingga banyak didirikan pemukiman padat penduduk.

Lokasi yang berdempetan dengan pemukiman warga ini membuat warga sekitar rentan menjadi korban saat terjadi kecelakaan seperti kemarin dan korban jiwa pun tidak dapat terelakkan.

Oleh karena itu, seharusnya Pertamina memberikan jarak antara lokasi depo dengan pemukiman penduduk setidaknya 5 kilometer sebagaimana yang diterapkan Pertamina pada kilang-kilang minyak miliknya.

"Jadi pada kilang minyak itu juga terjadi beberapa kali kebakaran di Cilacap, di Balongan, atau tempat yang lain tetapi tidak pernah menimbulkan korban dari warga. Kenapa? karena jaraknya jauh, zoning tadi," sebut dia.

Baca juga: Depo Pertamina Plumpang Dikepung Pemukiman Padat, Temboknya Nempel Rumah Warga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com