JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), memasuki usia operasional ke-50 pada tahun ini. Bermula dari laboratorium kecil di Solo, Jawa Tengah, kini Prodia sudah menjadi laboratorium klinik dengan jaringan terbesar di Indonesia.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menceritakan, perusahaan dibangun pada 1973 oleh ilmuwan dan dosen yang memiliki visi untuk menciptakan laboratorium terpercaya. Bermodal minim, para pendiri meyakini, visi itu akan membuat Prodia menjadi besar dengan langkah yang benar.
"Kalau kita mendirikan ini dengan fokus pada pengembangan kontes dan bisnis maka prodia akan menjadi besar, power of thinking seperti itu," kata dia, dalam wawancara bersama Kompas.com, dikutip Minggu (5/3/2023).
Baca juga: Prodia Beri Sinyal Bakal Bagikan Dividen Tahun Ini, Simak Besarannya
Prodia sendiri menjadi pelopor laboratorium klinik kesehatan mandiri di Tanah Air. Pasalnya, pada periode tersebut laboratorium hanya terdapat di rumah sakit atau klinik dokter.
Meskipun menjadi pemain laboratorium mandiri pertama, Dewi bilang, Prodia tetap berfokus kepada kualitas uji kesehatan yang dilakukan. Ini dilakukan dengan tujuan memperbesar bisnis Prodia.
"Sebagai pelopor dan didirikan oleh seorang ilmuwan yang mempunyai sense of business kemudian Prodia mulai berkembang selain di Solo, di Bandung, Jakarta, Medan, Semarang, dan sebagainya," tuturnya.
Baca juga: Tak Andalkan Tes Covid-19, Prodia Bidik Kinerja Lebih Baik Pasca-pandemi
Seiring berjalannya waktu, bisnis Prodia terus berkembang, ditandai dengan bertambahnya jumlah cabang perusahaan secara masif. Pada periode awal 2000-an, Prodia terus fokus melebarkan jaringannya.
Untuk mendukung fokus tersebut, pada pengujung 2016 Prodia mengambil langkah penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO).
Aksi korporasi dilakukan guna memberikan keleluasaan dalam melakukan ekspansi dengan dana segar yang dimiliki.
Baca juga: Prodia Bakal Dorong Transformasi Digital Tahun Ini
Dewi menyebutkan, setiap tahunnya Prodia menargetkan penambahan 5-6 cabang per tahunnya. Hingga awal 2023, Prodia telah memiliki 152 cabang serta sekitar 250 outlet yang di antaranya bekerja sama dengan rumah sakit dan fakultas kesehatan perguruan tinggi.
Bukan hanya penambahan cabang, Prodia juga terus memperkuat serta mengembangkan layanan uji laboratorium perusahaan. Berbagai layanan tes kesehatan terus dikembangkan Prodia, guna memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.
"Kalau bicara 50 tahun ketercapaian Prodia sampai sekarang, yang saya lihat Prodia selalu menjadi pelopor, di dalam ilmu atau pengembangan layanan laboratorium kesehatan," kata Dewi.
Baca juga: Prodia Raih Akreditasi Standar Laboratorium Dunia, Kini Tingkatkan Pengujian Produk Pangan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.