Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Tahun Prodia, Pelopor Bisnis Laboratorium di Indonesia

Kompas.com - 05/03/2023, 16:45 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), memasuki usia operasional ke-50 pada tahun ini. Bermula dari laboratorium kecil di Solo, Jawa Tengah, kini Prodia sudah menjadi laboratorium klinik dengan jaringan terbesar di Indonesia.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menceritakan, perusahaan dibangun pada 1973 oleh ilmuwan dan dosen yang memiliki visi untuk menciptakan laboratorium terpercaya. Bermodal minim, para pendiri meyakini, visi itu akan membuat Prodia menjadi besar dengan langkah yang benar.

"Kalau kita mendirikan ini dengan fokus pada pengembangan kontes dan bisnis maka prodia akan menjadi besar, power of thinking seperti itu," kata dia, dalam wawancara bersama Kompas.com, dikutip Minggu (5/3/2023).

Baca juga: Prodia Beri Sinyal Bakal Bagikan Dividen Tahun Ini, Simak Besarannya

Prodia sendiri menjadi pelopor laboratorium klinik kesehatan mandiri di Tanah Air. Pasalnya, pada periode tersebut laboratorium hanya terdapat di rumah sakit atau klinik dokter.

Meskipun menjadi pemain laboratorium mandiri pertama, Dewi bilang, Prodia tetap berfokus kepada kualitas uji kesehatan yang dilakukan. Ini dilakukan dengan tujuan memperbesar bisnis Prodia.

"Sebagai pelopor dan didirikan oleh seorang ilmuwan yang mempunyai sense of business kemudian Prodia mulai berkembang selain di Solo, di Bandung, Jakarta, Medan, Semarang, dan sebagainya," tuturnya.

Baca juga: Tak Andalkan Tes Covid-19, Prodia Bidik Kinerja Lebih Baik Pasca-pandemi


Seiring berjalannya waktu, bisnis Prodia terus berkembang, ditandai dengan bertambahnya jumlah cabang perusahaan secara masif. Pada periode awal 2000-an, Prodia terus fokus melebarkan jaringannya.

Untuk mendukung fokus tersebut, pada pengujung 2016 Prodia mengambil langkah penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO).

Aksi korporasi dilakukan guna memberikan keleluasaan dalam melakukan ekspansi dengan dana segar yang dimiliki.

Baca juga: Prodia Bakal Dorong Transformasi Digital Tahun Ini

Target tambah 5- cabang per tahun

Dewi menyebutkan, setiap tahunnya Prodia menargetkan penambahan 5-6 cabang per tahunnya. Hingga awal 2023, Prodia telah memiliki 152 cabang serta sekitar 250 outlet yang di antaranya bekerja sama dengan rumah sakit dan fakultas kesehatan perguruan tinggi.

Bukan hanya penambahan cabang, Prodia juga terus memperkuat serta mengembangkan layanan uji laboratorium perusahaan. Berbagai layanan tes kesehatan terus dikembangkan Prodia, guna memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.

"Kalau bicara 50 tahun ketercapaian Prodia sampai sekarang, yang saya lihat Prodia selalu menjadi pelopor, di dalam ilmu atau pengembangan layanan laboratorium kesehatan," kata Dewi.

Baca juga: Prodia Raih Akreditasi Standar Laboratorium Dunia, Kini Tingkatkan Pengujian Produk Pangan

 

Bertransformasi menuju laboratorium masa depan

Memasuki usia ke-50 tahun, Prodia bisa dibilang telah merealisasikan visinya sebagai laboratorium kesehatan terbaik dan terbesar. Dengan jumlah cabang dan kualitas hasil uji laboratorium yang dimiliki, Prodia telah menjadi pemimpin pasar di industrinya.

Namun, Prodia tidak berniat untuk berhenti mengembangkan bisnisnya. Seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran yang membuat perusahaan perlu terus beradaptasi.

Dewi menjelaskan, saat ini Prodia memiliki visi baru, yakni "TransformationTowards Next Generation Laboratories" atay bertransformasi menuju laboratorium generasi selanjutnya. Visi ini diusung dengan melihat kebutuhan masyarakat saat ini.

"Kita mau mengarah kepada layanan laboratorium masa depan yang mendukung pengobatan masa depan," katanya.

Baca juga: Layanan Tes Covid-19 Sumbang 16 Persen ke Pendapatan Prodia Selama 2021

Lebih lanjut Ia menyebutkan, selain hasil yang presisi, masyarakat saat ini membutuhkan layanan uji kesehatan yang terpersonalisasi. Kemudian, masyarakat juga butuh uji kesahatan yang bersifat prediktif dan preventif.

Oleh karenanya sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Prodia melakukan pengembangan layanan uji kesehatan sesuai kebutuhan-kebutuhan tersebut. Salah satu pengembangan utama yang dilakukan perusahaan ialah terkait layanan digital.

"Jadi 50 tahun ke depan yang kita harapkan Prodia bisa memberikan satu paradigma baru, karena saya yakin sekali bahwa pola pemeliharaan kesehatan dan pengobatan akan berubah," ucap Dewi.

Baca juga: Laba Bersih Prodia 2021 Meroket 131,3 Persen, Ini Pendongkraknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com