NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada akhir perdagangan Senin (6/3/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Pergerakan harga minyak dunia dipengaruhi pertemuan para petinggi perusahaan energi di Houston Amerika Serikat membicarakan ketatnya pasokan dan optimisme pulihnya permintaan dari China.
Mengutip USnews, harga minyak mentah berjangka Brent naik 35 sen, atau 0,4 persen pada level 86,18 dollar AS per barrel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 78 sen, atau 1 persen menjadi 80,46 dollar AS per barrel.
Kepala Eksekutif Chevron Corp Mike Wirth menyatakan, pasar minyak dan logistik rentan terhadap gangguan pasokan, akibat pasokan minyak Rusia.
Baca juga: Optimisme Ekonomi China Dorong Kenaikan Harga Minyak Dunia
Sementara itu, CEO perusahaan perdagangan Gunvor Torbjorn Tornqvist mengatakan, harga minyak mentah mungkin naik pada paruh kedua tahun ini karena permintaan China kembali pulih, di sisi lain, pasar minyak dinilai sudah kembali stabil.
Pergerakan harga minyak dunia juga didukung oleh rencana kenaikan harga minyak oleh eksportir minyak mentah utama Arab Saudi yang dijual ke Asia pada bulan April mendatang. Sementara itu, dengan nilai tukar dollar AS mengalami pelemahan membuat harga minyak mentah berdenominasi dollar AS lebih murah bagi pembeli asing dan meningkatkan permintaan.
Pada awal perdagangan, harga kedua jenis minyak mentah ini sempat turun lebih dari 1 dollar AS per barrel, setelah China mengumumkan target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China menjadi 5 persen, atau lebih rendah dari perkiraan untuk tahun ini, dan turun dari target tahun lalu sebesar 5,5 persen.
PDB China tumbuh tahun lalu hanya sebesar 3 persen. Perdana Menteri China Li Keqiang pada hari Minggu mengatakan fondasi untuk pertumbuhan yang stabil perlu dikonsolidasikan. Dia bilang, permintaan yang tidak mencukupi tetap menjadi masalah yang nyata.
Pedagang minyak juga mengkhawatirkan pergerakan suku bunga di seluruh dunia karena bank sentral global telah memperketat kebijakan untuk melawan inflasi. Investor juga masih menunggu kesaksian Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell minggu ini terkait suku bunga.
Powell berencana memberikan kesaksian kepada Kongres pada hari Selasa dan Rabu pekan ini, dan kemungkinan, akan dimintai pendapatnya mengenai potensi kenaikan suku bunga yang lebih besar, bagi negara dengan konsumen minyak terbesar di dunia itu.
Kenaikan suku bunga AS kedepannya juga kemungkinan akan bergantung pada data laporan pendapatan bulan Februari dan laporan inflasi pekan depan. Selama akhir pekan, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan, sangat mungkin bagi perbankan untuk menaikkan suku bunga bulan demi menjaga inflasi.
Baca juga: Erick Thohir Minta Tertibkan Lokasi Depo Minyak dan Pemukiman Penduduk
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.