GUBERNUR Bank Indonesia Perry Warjiyo mengeluhkan harga tiket pesawat yang mahal. Bukan hanya mahal, tapi mahal banget, katanya.
Hal itu dinyatakan setelah dirinya mengunjungi Wakatobi dan Raja Ampat, tentunya dengan naik pesawat.
Sayangnya, Perry tidak memberi tahu berapa harga tiket pesawat yang harus dia bayar untuk mengunjungi dua tempat wisata populer di Indonesia Timur tersebut.
Juga apakah dia naik pesawat kelas ekonomi atau kelas bisnis. Jadi kita tidak tahu seberapa mahal harga tiketnya.
“Mahal” memang relatif. Namun, jika seorang Gubernur BI mengatakan mahal banget, tentu bagi orang kebanyakan akan menjadi mahal-mahal-mahal banget.
Baiklah, kita tidak usah membahas soal mahal dan mahal banget. Mari kita bahas soal harga tiket pesawat.
Harga tiket pesawat di Indonesia terbagi menjadi tiga komponen besar, yaitu tarif, biaya layanan bandara (PSC atau PJP2U), dan pajak (PPN) sebesar 10 persen dari tarif dasar.
Selain itu, ada asuransi dan tambahan biaya (surcharge) pada saat-saat tertentu seperti Lebaran atau saat harga avtur melonjak tinggi. Untuk surcharge ini ada aturan tersendiri dari pemerintah.
Jadi kalaupun maskapai menjual tarif murah, tapi ditambah dengan PSC dan PPN, totalnya bisa menjadi mahal juga.
Apalagi jika kita terbang dari bandara yang PSC-nya besar seperti, misalnya, dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta yang PSC domestiknya termahal se-Indonesia, yaitu Rp 152.000.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.