Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Benarkah Harga Tiket Pesawat Mahal?

Kompas.com - 07/03/2023, 10:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, tarif yang ada saat ini tentunya dibuat pada tahun 2019 dengan asumsi-asumsi yang ada pada tahun itu. Misalnya, harga avtur dan kurs rupiah terhadap dollar AS.

Maklumlah, hampir semua biaya untuk penerbangan itu dengan dollar AS. Misalnya biaya sewa atau beli pesawat, perawatan, spareparts, harga avtur dan lainnya, semua pakai acuan dollar AS.

Semakin besar kurs dollar AS, semakin besar biayanya. Jika tahun 2019 rata-rata nilai tukarnya Rp 13.900 – Rp 14.000 per 1 dollar AS, sekarang sudah lebih dari Rp 15.500. Padahal tarifnya tidak berubah.

Jadi kalau dihitung dari kenaikan kurs dollar itu, seharusnya nilai tarif pada tahun 2023 ini menjadi lebih kecil atau lebih murah jika dibandingkan pada 2019.

Dalam KM itu sebenarnya dikatakan bahwa tiap bulan tarif ini harus dievaluasi oleh Dirjen Perhubungan Udara. Jadi bisa naik, bisa turun tergantung besaran biaya-biayanya. Namun dari tahun 2019 sampai dengan 2023, tarif tersebut tidak pernah dievaluasi.

Pada formulasi penetapan tarif yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan no. PM 20 tahun 2019, ditetapkan bahwa TBA untuk pesawat jet besaran biayanya 95 persen dan keuntungan 5 persen pada saat tingkat keterisian pesawat 65 persen.

Jadi kalau pesawat terisi 65 persen penumpang, dan maskapai menjual tarif batas atas (TBA), akan mendapatkan keuntungan 5 persen.

Maskapai bisa dapat keuntungan besar jika pesawatnya terisi lebih dari 65 persen. Tapi tentu saja maskapai tidak bisa menjual semua tiketnya di TBA, pasti juga akan menjual tiket di bawahnya.

Nah di situlah pintar-pintarnya maskapai mengelola pemasaran dan keuangannya agar tidak rugi. Bisa jadi pada saat tertentu menjual tiket murah, pada saat lainnya menjual mahal.

Itu dari sisi formulasi tarif. Sekarang mari kita coba lihat dari sisi maskapai.

Faktor biaya-biaya

Dari sisi akuntansi atau perhitungan perusahaan, tarif bisa dikatakan sebagai harga jual barang.

Secara sederhana, harga jual itu adalah hasil akhir dari perhitungan biaya ditambah keuntungan. Biaya bisa lebih besar dari keuntungan atau lebih kecil, tergantung jenis produk, marketing, dan faktor-faktor lain.

Untuk penerbangan, rata-rata keuntungannya tidak besar. Asosiasi maskapai penerbangan internasional (IATA) menyatakan margin keuntungan maskapai global rata-rata hanya 5-10 persen per tahun. Jadi biayanya lebih besar yaitu 90-95 persen dari harga tiket.

Dengan perhitungan sederhana, jika harga tiket mau lebih murah, tentu biaya-biayanya harus diperkecil.

Di penerbangan, biaya terbesar adalah harga avtur yaitu 30-40 persen dari total biaya operasional, disusul sewa pesawat, perawatan, suku cadang dan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com