NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (8/3/2023) waktu setempat atau Kamis pagi waktu Indonesia/WIB. Pergerakan harga minyak dunia dibayangi oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent turun 74 sen, atau 0,9 persen, menjadi 82,55 dollar AS per barrel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 99 sen atau 1,3 persen, menjadi 76,59 dollar AS per barrel.
Harga minyak dunia melemah pada Rabu karena kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif akan menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak melebihi penarikan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.
Baca juga: Kemarin Ditutup Menguat Tipis, Berikut Proyeksi IHSG pada Hari Ini
"Harga minyak masih mengalami tekanan ke bawah karena komentar hawkish yang keluar dari Fed yang mengindikasikan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," kata Andrew Lipow, presiden konsultan Lipow Oil Associates.
Baik Brent dan WTI turun lebih dari 3 persen pada hari Selasa setelah komentar dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, bahwa bank sentral kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan sebagai tanggapan atas data kuat baru-baru ini.
Dollar AS yang lebih kuat juga membatasi harga minyak di awal sesi. Komentar Powell telah mendorong dollar AS, yang biasanya diperdagangkan terbalik dengan minyak, mencapai level tertinggi pada tiga bulan terakhir.
Sementara itu, stok minyak mentah menarik 1,7 juta barrel, dibandingkan dengan perkiraan untuk membangun 395.000. Data American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah untuk pertama kalinya setelah kenaikan 10 minggu.
Laporan dari Administrasi Informasi Energi AS mencatat, stok bensin AS turun 1,1 juta barrel atau lebih rendah dari perkiraan analis 1,8 juta. Hal ini menambah kekhawatiran permintaan. Sementara itu, inventaris sulingan tumbuh sebesar 138.000 barrel, dibandingkan dengan ekspektasi analis 1 juta barrel.
Baca juga: Investor Asing Akhirnya Catat Net Buy, Saham-saham Ini Paling Diminati
Barclays menurunkan perkiraan Brent 2023 sebesar 6 dollar AS menjadi 92 dollar AS per barrel dan untuk WTI sebesar 7 dollar AS menjadi 87 dollar AS per barrel. Hal ini terutama karena pasokan Rusia yang lebih tangguh dari perkiraan.
"Kami mengharapkan pemulihan berkelanjutan dalam permintaan penerbangan sipil di China dan negara-negara tetangga, stabilisasi dalam aktivitas industri dan pertumbuhan pasokan non-OPEC + yang lebih lambat untuk mendorong keseimbangan pasar minyak menjadi defisit akhir tahun ini,” tambah Barclays.
Para menteri dan eksekutif perminyakan terus memperdebatkan pengetatan pasokan pada sebuah konferensi di Houston. Menteri luar negeri untuk minyak dan gas Angola mengatakan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak perlu meningkatkan produksi minyak untuk menggantikan 500.000 barrel dari Rusia per hari.
Sementara itu, sekelompok senator AS bipartisan mengatakan mereka telah memperkenalkan kembali undang-undang untuk menekan OPEC agar berhenti melakukan pengurangan produksi.
Baca juga: Dipecat dari ASN, Rafael Alun Tidak Dapat Uang Pensiun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.