KOMPAS.com - Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia memperkuat komitmennya dalam memproduksi kemasan air minum yang aman bagi kesehatan serta inovatif dan ramah lingkungan.
Terobosan teranyar adalah dengan menghadirkan kemasan yang dirancang mengikuti teknik desain mutakhir 3D parametrik.
Dengan menggunakan teknik tersebut, kemasan botol air mineral tidak hanya nyaman digenggam, tapi juga memiliki desain lebih estetik dan kekinian. Hal ini sekaligus merefleksikan kemurnian air minum di dalam kemasan.
Dalam menghadirkan kemasan tersebut, produsen AMDK juga tetap mengedepankan aspek keamanan. Pasalnya, kemasan ini menggunakan jenis plastik sekali pakai Polietilena Terefatalat. Kemasan plastik sekali pakai sudah menjadi favorit di dunia industri karena aman untuk kesehatan dan ramah lingkungan.
Selain itu, kemasan baru tersebut sudah bebas Bisfenol A atau kerap disingkat BPA. Sebagai informasi, BPA merupakan bahan penguat pada produksi polikarbonat. Jenis plastik ini biasa dijumpai pada produk galon guna ulang yang beredar di masyarakat.
Baca juga: Riwayat BPA, Kini ada Kewaspadaan Penggunaan Plastik
Pemakaian BPA pada jenis plastik produk konsumsi, termasuk AMDK, memang tidak dilarang asalkan penggunaannya sesuai ambang batas. Ini karena BPA dapat memicu risiko kesehatan serius, seperti kerusakan sistem hormon serta gangguan reproduksi dan pertumbuhan janin dan anak.
Bahkan dengan penggunaan sesuai ambang batas pun bukan berarti risiko tersebut hilang . Sebab, BPA bisa saja mencemari produk makanan atau minuman.
Untuk mencegah dampak tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang merancang aturan pelabelan sebagai bentuk edukasi publik akan risiko BPA.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) Eko Susilo menjelaskan, inovasi produsen lokal dalam melahirkan produk inovatif, aman bagi kesehatan, dan ramah lingkungan melatari tumbuhnya penjualan galon bebas BPA.
Berdasarkan data Asparminas pada 2023, penjualan galon bebas BPA di Indonesia telah meningkat 8 delapan persen dari tahun sebelumnya sebesar 6 persen.
Pada rentang waktu sama, pangsa pasar galon guna ulang berbahan plastik keras polikarbonat menyusut menjadi 92 persen dari sebelumnya sebesar 94 persen.
“Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat kian sadar untuk memilih produk AMDK yang aman untuk kesehatan," ujar Eko dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (2/3/2023).
Berdasarkan data yang didapat pihaknya, total penjualan galon bermerek di Indonesia pada 2022 mencapai Rp 9,7 triliun atau meningkat empat persen dari tahun sebelumnya.
Dari jumlah itu, penjualan galon berbasis kemasan bebas BPA adalah 8 delapan persen atau Rp 878 miliar. Jumlah ini meningkat 41 persen dibandingkan 2021.
"Pertumbuhan penjualan galon bebas BPA berhasil mencapai dua digit, dan ini menjadi kabar baik bagi produsen AMDK lokal," tuturnya.
Guna meningkatkan penjualan galon bebas BPA, Eko menjelaskan bahwa Asparminas berkomitmen mendukung regulasi BPOM terkait pelabelan risiko BPA pada galon AMDK. Eko menilai, rencana pelabelan BPA bakal mendorong pelaku usaha untuk lebih inovatif dalam menjalankan usaha air minum.
Kebijakan tersebut juga di sisi lain menguntungkan masyarakat karena mereka dapat mengonsumsi air kemasan yang lebih sehat.
“Pelabelan BPOM bersifat moderat. Nantinya, pelabelan ini berupa kewajiban menempelkan tulisan ‘Berpotensi Mengandung BPA’ pada kemasan polikarbonat,” kata Eko.
Baca juga: Mengenal BPA dalam Kemasan Plastik dan 5 Efek Buruknya untuk Kesehatan
Meski demikian, kata Eko, produsen AMDK tak perlu risau. Sebab, pelabelan tersebut bukan berarti larangan pada masyarakat untuk menghentikan penggunaan galon guna ulang, melainkan hanya imbauan.
Dengan pelabelan tersebut, keputusan memilih produk konsumsi akan dikembalikan kembali pada konsumen. Kini, sebatas membuat konsumen diimbau lebih cermat dan melek informasi sebelum mengonsumsi air minum kemasan galon.
“Saat ini, produsen pangan di dunia, termasuk AMDK, bisa terus berinovasi melahirkan aneka produk yang aman bagi kesehatan sekaligus ramah lingkungan,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.