JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Perhutani menargetkan bisa mengekspor 20 juta kilogram gum rosin pada 2023. Target ini dicanangkan setelah Perhutani mendapatkan dua sertifikat FSC Chain of Custody (FSC CoC) industri gum rosin (gondorukem) dan terpentin untuk Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Sukun.
"Dengan kepemilikan sertifikat FSC CoC Industri hasil hutan bukan kayu, Perhutani siap mengekspor 20 juta kg Gum Rosin di tahun 2023," ujar Direktur Perencanaan & Pengembangan Perum Perhutani, Endung Trihartaka dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/3/2023).
Endum menambahkan, gondorukem dan terpentin Indonesia yang diproduksi Perhutani telah diekspor ke berbagai negara di dunia, seperti Jerman, Belgium, Pakistan, Jepang, Uni Emirat Arab, Turkiye, dan India.
Baca juga: Tandatangani ICA 2022, Mendag Zulhas: Ekspor Kopi Meningkat, Petani Lebih Sejahtera
Gondorukem dan terpentin tersebut digunakan untuk bahan baku untuk industri farmasi, adhesive, kosmetik dan lainnya.
"Adanya sertifikat tersebut Perhutani memberikan jaminan kepada customer bahwa produk yang digunakan merupakan produk industri berkelanjutan dan menerapkan sistem ketertelusuran (Chain of Custody)," kata dia.
Selain sebagai komitmen Perhutani dalam mengelola produk hasil hutan berkelanjutan, sertifikasi ecolabel untuk industri hasil hutan bukan kayu juga dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk. Sekaligus memberi ruang baru pengembangan pasar untuk produk gum rosin bersertifikat.
Baca juga: Dongkrak Ekspor Sarang Burung Walet, Pemerintah Akan Permudah Regulasi
Menurut Endung, sertifikat FSC CoC Industri Hasil Hutan Bukan Kayu yang diperoleh Perhutani merupakan sertifikat ecolabel pertama di Indonesia, sekaligus di Asia Tenggara, sehingga Perhutani menjadi leading industri gum rosin yang bersertifikat FSC 100 persen.
"Ke depan, Perhutani berupaya melakukan sertifikasi untuk industri gondorukem lainnya hingga semua industri gondorukem Perhutani bersertifikat ecolabel 100 persen," ucapnya.
Saat ini Perhutani telah mengantongi 7 sertifikat ecolabel internasional, meliputi 2 sertifikat untuk pengelolaan hutan lestari, 3 Sertifikat untuk industri kayu dan 2 Sertifikat untuk industri gondorukem dan terpentin.
Endung menuturkan, dengan diperolehnya sertifikasi FSC CoC ini semakin memantapkan visi Perum Perhutani untuk menjadi perusahaan pengelola hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Perum Perhutani terus meningkatkan peran dalam memastikan produk hasil hutan berkelanjutan melalui implementasi pengelolaan hutan lestari dan pemastian rantai pasok industri berkelanjutan," tutupnya.
Baca juga: Mengenal Bauksit, Komoditas yang Bakal Dilarang Ekspor mulai Juni 2023
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.