Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andreas Renard Widarto
Pengusaha

Millennial, Pengusaha & Mahasiswa Doktoral Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro

Mencermati Generator Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Jawa

Kompas.com - 09/03/2023, 17:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA Februari 2022 lalu, Kementerian Koordinator Perekonomian kembali merilis berita melalui siaran pers-nya yang boleh membuat kita semakin optimistis.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ternyata tercatat tumbuh solid sebesar 5,01 persen (year on year) pada Triwulan IV tahun 2022.

Padahal selama triwulan IV tersebut, Bank Indonesia terus menaikkan suku bunga BI 7-day Repo Rate-nya secara agresif.

BI 7-day Repo Rate tercatat terus mengalami kenaikan yang agresif dalam periode tersebut, dari level 4,25 persen pada September 2022 ke level 4,75 persen pada Oktober 2022.

BI7DRR kemudian kembali dinaikkan ke level 5,25 persen pada November 2022 dan 5,50 persen pada Desember 2022.

Sebagai perbandingan, BI7DRR pada triwulan IV tahun 2021 tercatat stabil pada level 3,50 persen. Lebih rendah 1,25 persen - 2 persen range BI7DRR pada Kuartal IV tahun 2022.

Maka pertumbuhan ekonomi kita secara year on year justru tumbuh lebih baik pada tingkat suku bunga yang justru lebih tinggi.

Padahal Anda tentu sudah paham kaidahnya, kenaikan tingkat suku bunga cenderung berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi.

Sehingga tidak berlebihan apabila kita boleh kembali optimistis bahwa perekonomian kita telah beranjak pulih lebih cepat dan menunjukkan tanda–tanda resiliensi.

BPS bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 pada level 5,31 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi kita pada masa sebelum pandemi Covid-19.

BPS mencatat berturut–turut pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen pada tahun 2019; 5,17 persen selama 2018, dan 5,07 persen pada 2017.

Pertumbuhan ekonomi kita pada 2022 ini juga lebih tinggi dari Amerika Serikat yang tercatat pertumbuhan ekonominya pada level 2,1 persen.

Juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan Uni Eropa yang masing–masing berada pada level 3,0 persen - 3,6 persen.

Namun demikian, secara spasial struktur ekonomi kita masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pulau Jawa secara spasial lebih banyak berperan sebagai sentral industri dan perdagangan dalam tataran perekonomian nasional.

Pada 2022, distribusi Produk Domestik Bruto kita masih terkonsentrasi sebesar 56,48 persen di Pulau Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com