JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mendapati konsumsi masyarakat sudah kembali pulih setelah diterpa pandemi Covid-19. Namun, dunia usaha masih ragu berinvestasi.
Direktur Group Riset LPS Herman Saheruddin mengatakan, pengeluaran konsumsi rumah tangga tercatat mulai tumbuh normal seperti sebelum pandemi Covid-19.
Berdasarkan paparannya, sejak Kuartal III 2021 pengeluaran konsumsi rumah tangga terus tumbuh dari sekitar 1 persen dan pada Kuartal IV 2022 menjadi 4 persen.
Baca juga: Uang Nasabah Kaya Dominasi 53,15 Persen Simpanan di Perbankan, Nilainya Rp 4.254 Triliun
Sedangkan jika dibandingkan dengan kondisi pandemi COvid-19 pengeluaran konsumsi rumah tangga tercatat minus hingga 6 persen di Kuartal II 2020.
"Jadi pengeluaran konsumsi rumah tangga sudah pulih. Kemudian beberapa indeks penjualan ritel dan indeks beberapa pembelian barang itu juga sudah naik," ujarnya dalam sebuah diskusi, Kamis (9/3/2023).
Selain itu, kata dia, untuk mengukur tingkat konsumsi masyarakat dapat dilihat dari jumlah simpanan perseorangan di bank umum maupun BPR dan BPRS.
Baca juga: Ekonomi Jawa Tengah Diprediksi Tumbuh 5,3 Persen, Didorong Investasi dan Konsumsi
Pasalnya, selama pandemi Covid-19 masyarakat cenderung menahan pengeluarannya sehingga simpanan perseorangan di bank tumbuh tinggi.
Pada Januari-Juli 2020 simpanan perseorangan di bank tumbuh 11 persen. Namun kini pada Januari 2023 hanya tumbuh 5 persen.
"Jadi turun itu bukan berarti jelek ya, turun itu malah ternormalisasi ke level yang di mana porsi konsumsi dan porsi tabungan masyarakat, proporsi simpanan masyarakat, itu balance dan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Baca juga: Mencermati Generator Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Jawa
Dia mengatakan, dengan konsumsi masyarakat yang mulai pulih dari pandemi ini maka aktivitas ekonomi kembali bergeliat. Hal ini pun berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi RI.
Tidak hanya itu, perbaikan konsumsi juga tercermin dari indeks keyakinan konsumen yang terus berada di level optimis. Ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen yang selepas Agustus 2021 terus merangkak naik di atas 100.
"Oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi Tahun 2022 itu full yearnya bisa sampai 5,31 persen, terutamanya didorong oleh konsumsi dan ekspor," ucap Herman.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.