Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Maryani Kembangkan Bisnis Pempek Hafish, Dulu Pinjam Modal Rp 4 Juta, Kini Omzet Rp 30 Juta

Kompas.com - 10/03/2023, 11:15 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bunyi desis mesin vakum makanan tak berhenti terdengar dari ruang depan rumah produksi Pempek Hafish di sore hari.

Menjelang petang, rumah produksi yang terletak di Kelurahan Simpang IV Sipin, Kecamatan Telaniapura, Kota Jambi ini lebih sibuk dengan proses pengemasan.

Pasalnya, pemilik usaha Pempek Hafish bernama Neng Maryani (58) telah memulai proses produksi sejak pukul 7 di pagi hari.

Hampir semua pempek yang dikemas sore itu sudah memiliki pembeli. Kebanyakan penikmat pempek ini telah memesan terlebih dahulu, entah untuk dimakan di rumah atau oleh-oleh yang akan dibawa ke luar kota.

Semula, Maryani memulai usaha Pempek Hafish dengan modal yang sangat terbatas. Berbekal bahan baku produksi sekitar 3 kilogram adonan, ia tekun menguleni bisnis pempek ini.

Usaha yang dirintis bersama suaminya saat itu bisa dibilang lancar. Dagangannya memang selalu habis dan nama Pempek Hafish mulai dikenal orang dari mulut ke mulut.

Baca juga: Kisah Sukses Pujianti Bisnis Slime Bermodal Rp 50.000, Sekarang Punya 5 Karyawan

Asal usul nama Pempek Hafish

Nama Hafish sendiri diambil dari nama anak terakhirnya yang saat ini sudah menginjak kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Awalnya pemasaran lewat anak saya, ke teman-temannya di kantornya. Lalu, menyebar dari mulut ke mulut," ujar dia saat ditemuai Kompas.com di Telanaipura, Kota Jambi, Kamis (10/3/2023).

Meskipun demikian, Maryani ingin bisnis pempeknya lebih berkembang. Untuk itu, ia coba untuk ikut program Tepat Pembiayaan Syariah dari BTPN Syariah.

Dengan pinjaman pertama sebesar Rp 4 juta pada tahun 2016, ia menggunakan modal usaha tersebut untuk membeli alat dan bahan baku yang lebih banyak lagi.

Baca juga: Omzet Melesat Hingga 3 Kali Lipat Saat Pandemi, Simak Kisah Sukses Fried Chicken Geprek Gian

Manfaatkan pembiayaan BTPN Syariah

Plafon pinjamannya terus meningkat seiring dengan bisnis Pempek Hafish yang kian berkembang. Saat ini, plafon pinjamannya telah mencapai Rp 20 juta.

Tepat Pembiayaan Syariah merupakan pembiayaan tanpa jaminan untuk nasabah inklusi yang diberikan BTPN Syariah. Pembiayaan modal kerja ini diberikan kepada ibu-ibu prasejahtera secara berkelompok.

Tak hanya pembiayaan, program ini juga memberikan pendampingan dan pelatihan soal keuangan sampai kewirausahaan.

Pempek Hafish saat sudah banyak dipesan oleh pegawai pemerintahan sampai institusi pendidikan. Pempek Hafish juga tak jarang menghiasi meja-meja rapat di berbagai dinas yang ada di Kota Jambi.

Dari sisi produksi, Maryani telah mampu mengolah sebanyak 50 kilogram adonan setiap harinya. Tak jarang, ia juga bisa mengolah sebanyak 70 kilogram dalam satu hari.

Baca juga: Kisah Neneng, Pilih Resign lalu Buka Toko Kelontong, Ternyata Tak Semudah yang Dibayangkan...

Andalkan reseller

Yang unik, pempek yang diolah setiap harinya rata-rata sudah memiliki pembeli. Jadi, tak jarang orang yang datang gigit jari karena tidak ada stok yang tersisa.

"Itu bisa jadi ratusan kilo pempek. Itu kami kirim untuk toko dan reseller kami. Banyak reseller di Jabodetabek dan di luar Provinsi Jambi," cerita dia.

Demi melebarkan sayap, Pempek Hafish mengembangkan jaringan dengan memiliki reseller pada tahun 2019. Saat ini, ada 15 reseller Pempek Hafish yang sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk jadi reseller Pempek Haifsh, sekurang-kurangnya perlu melakukan pemesanan pertama sebanyak 300 kilogram.

Baca juga: Cerita Galeri Kareso Anatowa yang Sukses Beri Pendampingan ke UMKM Hingga Bisa Punya Omzet Ratusan Juta Rupiah

Selain mengandalkan reseller, Pempek Hafish juga telah mampu menyewa sebuah ruko sebagai tempat pemasaran sekaligus kedai makan.

Walau begitu, Pempek Hafish belum mencoba untuk merambah swalayan dan toko modern.

Tak disangka, Pempek Hafish juga sudah dikirim sampai ke Papua dan Kalimantan. Tak cuma dinikmati di dalam negeri, gurihnya Pempek Hafish telah dirasakan oleh orang Belanda, Singapura, Jepang, dan Korea Selatan.

 

Berdayakan warga sekitar, omzet Maryani bisa mencapai Rp 50 juta sebulan

Seiring dengan berkembangnya bisnis, Maryani turut memberdayakan warga sekitar tempat tinggalnya dengan menyediakan lapangan kerja. Karyawan Pempek Hafis saat ini ada sekitar 15 orang dan semuanya perempuan.

"Dulu awalnya masih saya dan suami yang menguleni adonan itu sendiri, lalu punya 3 karyawan. Sekarang ada 11 sampai 15 orang, tergantung lagi produksi banyak atau tidak," terang dia.

Dalam rangka pemberdayaan, ia juga mendorong karyawannya untuk dapat berjualan secara mandiri Pempek Hafish ini.

Maryani mengenang saat pertama kali berjualan pempek, penghasilannya sekitar Rp 100.000 sampai Rp 200.000, hanya cukup untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari.

Kini, ibu lima anak itu mampu meraup pendapatan bersih sebesar Rp 20 juta-Rp 30 juta per bulan.

Bahkan, untuk momen khusus seperti Lebaran dan Tahun Baru, pendapatan bersihnya bisa melonjak sampai Rp 50 juta per bulan.

 

Daftar HAKI dan BPOM

Demi menjaga jemana yang telah dibangun, Maryani juga telah mendaftarkan merek dagangnya sebagai Hak Kekayaan Intelektual. Selain itu, Pempek Hafish juga telah memperoleh sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Adapun, berbagai produk pempek yang dijual oleh Pempek Hafish yaitu selam, lenjer, adaan. Selain itu, ia juga memproduksi nugget, tekwan, dan bakso.

Ada beberapa varian isi pempek yang dijual mulai kemasan isi 10 sampai isi 30 buah. Harga Pempek Hafish untuk kemasan campur isi 22 buah misalnya, dibanderol dengan harga Rp 50.000.

Sedangkan untuk kemasan pempek isi 11 buah dijual seharga Rp 25.000.

Pempek Hafish juga bisa ditemui di berbagai platform ecommerce, misalnya Tokopedia. Pempek Hafish juga memasarkan produknya melalui akun Instagram dengan nama @pempekhafish.

Tak ingin hanya berhenti di sini, Maryani masih menyimpan keinginan untuk memiliki alat produksi seperti alat pengadonan dan vakum makanan yang lebih besar lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com