Saham bank mulai anjlok pada Kamis pagi dan pada sore hari menyeret saham bank lain turun bersamanya karena investor mulai khawatir akan potensi terulangnya kembali krisis keuangan 2007-2008.
Pada Jumat pagi, perdagangan saham SVB dihentikan dan perusahaan berupaya untuk segera mengumpulkan modal. Kondisi itu, membuat Regulator California turun tangan, menutup bank dan menempatkannya dalam kurator di bawah Federal Deposit Insurance Corporation.
Terlepas dari kepanikan awal di Wall Street, kepala ekonom Moody's Mark Zandi mengatakan, keruntuhan SVB tidak mungkin memicu efek domino yang mencengkeram industri perbankan selama krisis keuangan.
"Sistem ini dikapitalisasi dengan baik dan likuid seperti sebelumnya. Bank-bank yang sekarang bermasalah terlalu kecil untuk menjadi ancaman yang berarti bagi sistem yang lebih luas,” kata Zandi.
FDIC mengatakan di awal pekan ini, rencananya semua deposan (simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu) yang diasuransikan akan memiliki akses penuh ke simpanan yang diasuransikan. Nantinya dana ini yang akan dibayarkan sebagai dividen.
Sementara penularan yang lebih luas, dinilai tidak mungkin terjadi, analis pasar senior di Oanda Ed Moya mengatakan bank-bank kecil yang secara tidak proporsional terikat dengan industri yang kekurangan uang seperti teknologi dan crypto dikhawatirakan akan mengalami kesulitan.
“Semua orang di Wall Street tahu bahwa kampanye kenaikan suku bunga Fed pada akhirnya akan merusak sesuatu, dan saat ini hal itu menjatuhkan bank-bank kecil,” kata Moya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.