Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Pupuk Indonesia Berisiko Tinggi seperti Depo Plumpang, Ini Mitigasi yang Dilakukan

Kompas.com - 13/03/2023, 19:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrik pupuk turut memiliki risiko kebakaran seperti halnya yang terjadi pada depo atau terminal BBM Pertamina. Oleh karena itu, PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan menjaga pabriknya dengan ketat.

SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksamana mengakui, pabrik pupuk memang memiliki risiko tinggi karena memiliki kandungan bahan baku yang berbahaya. Oleh sebab itu, masuk ke dalam objek vital nasional (obvitnas).

"Betul pupuk itu juga punya risiko, makannya masuk objek vital nasional, kerena (pabrik pupuk) punya bahan yang eksplosif," ujar Wijaya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/3/2023).

Baca juga: Kapasitas Pabrik Pupuk Indonesia 13,9 Juta Ton, Stok Pupuk Subsidi Diklaim Aman

Ia mengatakan, dengan risiko tinggi tersebut, Pupuk Indonesia memastikan menjalankan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta aset dengan status objek vital nasional dikelola agar memiliki buffer zone yang memadai.

Arahan itu sebagai tindaklanjut dari insiden terbakarnya terminal BBM Plumpang milik Pertamina.

Wijaya pun menyebut, setiap pabrik pupuk yang dimiliki Pupuk Indonesia memiliki wilayah penyangga yang memberikan jarak antara pabrik dan pemukiman penduduk. Hanya satu pabrik yang berlokasi di Gresik memiliki jarak cukup dekat dengan pemukiman, yakni berkisar 500 meter.

"Pak Erick sudah meminta itu (buffer zone) dan sudah kita tindaklanjuti, kita lakukan," kata dia.

"Rata-rata pabrik kita jaraknya memang masih masih cukup jauh dari pemukiman penduduk, walaupun tidak semua ideal. Ada satu di Gresik yang memang kondisinya mepet, hanya sekitar 500-an meter dari penduduk," lanjut Wijaya.

Baca juga: Tekan Biaya Logistik Proyek Pabrik Pupuk di Papua Barat, Bahlil: Kita Kawal Pembangunannya

 


Di sisi lain, untuk memitigasi potensi risiko, perseroan juga miliki safety major atau peralatan maupun prosedur guna mengantisipasi agar masyarakat sekitar tidak terdampak jika terjadi insiden kecelakaan pada pabrik.

"Ini supaya kalau pun terjadi apa-apa itu masyarakat enggak terkena dampaknya," imbuh dia.

Tak hanya itu, perseroan juga melakukan latihan tanggap darurat bersama masyarakat di sekitar pabrik setiap tahunnya. Latihan tanggap darurat itu dilakukan dengan simulasi guna masyarakat benar-benar memahami respons seharusnya ketika terjadi insiden.

"Kami rutin bikin latihan tanggap darurat, pakai skenario bahkan, ada simulasinya. Kami juga rutin lakukan sosialisasi untuk persiapkan masyarakat kalau-kalau di pabrik kami ada kendala," pungkas Wijaya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+