Midzon Johannis, Head of Business Sustainability Syngenta Indonesia mengatakan, drone jadi solusi pertanian masa depan.
Hal ini lantaran jumlah petani turun, oleh karena itu Syngenta berupaya jangkau anak-anak muda masuk ke pertanian dengan pelatihan.
"SDM pertanian turun maka penggunaan teknologi dan aplikasi sangat penting misal dengan drone, 1 hektar hanya 15 menit, bisa 1 orang yang garap. Sehingga keamanan dapat, efisiensi dapat," kata Midzon.
Nanin Noorhajati, Crop Protection Development Head Syngenta Indonesia menambahkan, drone untuk penyemprotan pestisida tinggi terbang 1,5 meter-2 meter, atau paling tinggi 3 meter.
"Ini supaya penyemprotan enggak melebar dan sebabkan tanaman lain terdampak," kata Nanin.
Nanin menambahkan, untuk RnD inovasi benih dan chemical, Syngenta global menginvestasikan dana 1 miliar dollar AS yang hasilnya untuk seluruh dunia.
Saat ini Syngenta sudah hasilkan 7 benih jagung hybrid unggulan dengan pangsa pasar tertentu.
"Syngenta pemain terbesar di seed jagung. Inovasi kami, dulu satu benih butuh 6-8 tahun, sekarang dengan inovasi teknologi produksi 1 benih unggul hanya butuh 3-4 tahun sehingga saat ini sudah launching 7 hybrid," pungkas Fauzi Tubat, Seed Business Head of Syngenta Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.