Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kadir Ruslan
Analis Data di BPS, Pengajar di Politeknik Statistika STIS

Bekerja sebagai analis data sosial-ekonomi di Badan Pusat Statistik

Meraup Berkah Penduduk Tumbuh Seimbang

Kompas.com - 14/03/2023, 15:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sayangnya, sepanjang periode 2010 hingga 2021, pendatapan Nasional Bruto atau Gross National Income (GNI) per kapita kita hanya mengalami peningkatan dari 2.510 dollar AS menjadi 4.180 dollar AS.

Hal ini disebabkan rata-rata petumbuhan ekonomi nasional sepanjang periode tersebut hanya sebesar 4,6 persen per tahun, sementara sepanjang 2010 hingga 2020 total jumlah penduduk tumbuh rata-rata sebesar 1,3 persen per tahun.

Kunci memacu GNI per kapita adalah kinerja pertumbuhan ekonomi dan pengendalian jumlah penduduk.

Jika berkaca pada Korea Selatan, capaian Indonesia dalam satu dekade terakhir boleh dibilang kurang mengesankan.

Pada 1960, Korea Selatan memiliki rasio beban tanggungan sebesar 83, lebih tinggi dari Indonesia sebesar 73.

Berkat pengendalian penduduk yang agresif, rasio beban tanggungan Korea Selatan menurun cukup tajam hingga sebesar 51 pada 1986.

Pada tahun itu juga, Korea Selatan mengawali periode jendela peluang dengan GNI per kapita sebesar 2.850 dollar AS.

Tujuh tahun kemudian, pada 1993, Korea Selatan menjadi negara berpendapatan tinggi dengan GNI per kapita sebesar 9.010 dollar AS.

Sepanjang tahun 1986 hingga 1993, ekonomi Korea Selatan tumbuh rata-rata sekitar sepuluh persen per tahun.

Pada saat yang sama, laju pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan rata-rata di bawah satu persen per tahun.

Pendek kata, Korea Selatan berhasil memanfaatkan secara optimal jendela peluang yang dimiliki untuk menjadi negara berpendapatan tinggi hanya dalam kurun waktu tujuh tahun.

Sementara itu, Indonesia tidak beranjak dari negara berpendapatan menengah selama periode 2010 hingga 2021.

Keberhasilan Korea Selatan tidak terlepas dari strategi pembangunan yang memberikan prioritas pada investasi modal manusia melalui pendidikan berkualitas dan berorientasi pada kebutuhan industri.

Sekitar 63 persen penduduk Korea Selatan yang berumur 25-34 tahun memiliki gelar sarjana. Bandingkan dengan Indonesia, hasil LF SP 2020 memperlihatkan, hanya sekitar 10 persen generasi milenial kita bependidikan DIV atau S1.

Fokus pada investasi modal manusia menjadikan proporsi tenaga kerja muda dan berpendidikan tinggi yang besar menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com