Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Sri Mulyani soal Bangkrutnya Silicon Valley Bank

Kompas.com - 14/03/2023, 19:00 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Silicon Valley Bank bangkrut tengah menjadi perhatian banyak pihak, tidak terkecuali pemerintah. Pasalnya, penutupan bank yang berfokus pada perusahaan rintisan atau startup itu telah meningkatkan skala ketidakpastian ekonomi global.

"Yang harus kita waspadai sekarang adalah kondisi pasar global yang seperti terjadi dalam weekend terakhir, penutupan Silicon Valley Bank," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KiTa Februari 2023, di Jakarta, Selasa (14/3/2023).

Bendahara negara mengatakan, Silicon Valley Bank sebenarnya merupakan bank yang relatif kecil, dengan nilai aset sebesar 200 miliar dollar AS. Namun, penutupan bank tesebut telah menimbulkan 'guncangan' yang signifikan terhadap aspek kepercayaan deposan di Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Kolaps, Silicon Valley Bank Ditutup Regulator AS

Bahkan pemerintah AS pada akhirnya memutuskan untuk menyelamatkan Silicon Valley Bank, sehingga para deposan bank itu dapat mengakses semua uang mereka. Padahal, pemerintah AS sebelumnya memastikan tidak ada aksi bailout terhadap Silicon Valley Bank.

"Ini tentu suatu pelajaran yang perlu kita lihat. Bank yang kecil di dalam posisi tertentu bisa menimbulkan persepsi sistemik," kata Sri Mulyani.

Lebih lanjut wanita yang akrab disapa Ani itu bilang, saat ini sudah terdapat sejumlah analisa yang menjelaskan pemicu Silicon Valley Bank bangkrut. Krisis ini bermula dari merosotnya kinerja startup sepanjang tahun lalu.

Startup sendiri merupakan segmen utama penyaluran kredit Silicon Valley Bank. Dengan adanya koreksi kinerja startup yang signifikan, kekhawatiran terhadap penyaluran kredit SVB mulai muncul.

Pasalnya, Silicon Valley Bank mencatatkan adanya lonjakan deposito yang signifikan. Bahkan, Sri Mulyani menyebutkan, deposito SVB naik lebih dari 3 kali lipat dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun.

Baca juga: Kronologi Bangkrutnya Silicon Valley Bank, Bank Terbesar Ke-16 di AS

"Deposito yang sangat banyak, tapi penyalurannya kepada kredit menjadi tertahan karena kinerja dari stratup yang menurun sangat signifikan, menyebabkan kondisi neraca keuangan mengalami tekanan," tuturnya.

Dengan adanya kenaikan deposito yang signifikan diikuti koreksi kinerja startup, Silicon Valley Bank memutuskan untuk menempatkan dana nasabah ke surat berharga negara (SBN) AS dengan tenor panjang. Akan tetapi, belakangan suku bunga atau interest rate SBN AS jangka panjang mengalami penurunan, seiring dengan langkah pengetatan kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) yang agresif.

"Ini semuanya yang menyebakan kemudian SVB dari sisi balance sheet mengalami penurunan. Dan timbul rumor, sehingga terjadi bankrupt," kata Sri Mulyani.

Terkait dengan Silicon Valley Bank bangkrut tersebut, Sri Mulyani memastikan, pemerintah akan terus melakukan pemantauan. Krisis itu disebut bisa terus berkembang dalam waktu singkat.

Baca juga: Sentimen Silicon Valley Bank, Bikin Saham-saham Perbankan di Wall Street Ambruk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com