Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerimaan Pajak Melesat 40,35 Persen, APBN Surplus Rp 131,8 Triliun hingga Februari 2023

Kompas.com - 14/03/2023, 20:50 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) surplus sebesar Rp 131,8 triliun hingga Februari 2023. Surplus ini selaras dengan pendapatan negara yang tumbuh pesat, utamanya dari penerimaan pajak.

"APBN surplus secara total dengan keseimbangan primer yang juga surplus sebesar Rp 182,2 triliun" ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KiTa Februari 2023, di Jakarta, Selasa (14/3/2023).

Surplus anggaran itu selaras dengan nilai pendapatan negara yang jauh lebih tinggi dibanding nilai belanja. Tercatat hingga Februari lalu, nilai pendapatan negara mencapai Rp 419,6 triliun, melesat 38,7 persen secara tahunan, sementara nilai belanja negara sebesar Rp 287,7 triliun, tumbuh 1,8 persen.

Baca juga: Sri Mulyani sebut APBN Akan Terus Danai Proyek Strategis Nasional

Pesatnya pertumbuhan pendapatan negara utamanya ditopang oleh penerimaan pajak. Tercatat, penerimaan pajak hingga Februari mencapai Rp 280 triliun, melesat 40,4 persen secara year on year (yoy).

Kemenkeu mencatat, kinerja penerimaan pajak yang cemerlang pada awal tahun ini disebabkan oleh harga komoditas yang masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini diikuti aktivitas ekonomi yang terus membaik, serta adanya dampak implementasi Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

Akan tetapi, Sri Mulyani bilang, penerimaan pajak diwarnai kewaspadaan. Hal ini selaras dengan tren penurunan harga komoditas dan normalisasi basis penerimaan.

"Namun demikian, aktivitas ekonomi yang terus meningkat dan implementasi UU HPP akan mendukung penerimaan pajak," ujar wanita yang akrab disapa Ani itu.

Sementara itu, pendapatan negara dari pos kepabeanan dan cukai tercatat mengalami kontraksi. Tercatat penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 53,27 triliun, terkontraksi 6,13 persen secara yoy.

Baca juga: APBN Surplus Rp 90,8 Triliun pada Januari 2023

Kontraksi penerimaan kepabeanan dan cukai disebabkan oleh bea keluar yang turun 69 persen. Penurunan ini dipengaruhi oleh harga minyak mentah kelapa sawit atau CPO yang sudah termoderasi dan turunnya volume ekspor komoditas mineral.

Adapun pada pos PNBP, tercatat mengalami lonjakan sebesar 86,6 persen secara yoy menjadi Rp 86,4 triliun. Sri Mulyani menyebutkan, capaian itu berasal dari meningkatnya pendapatan sumber daya alam, pendapatan kekayaan negara dipisahkan, PNBP lainnya, dan pendapatan badan layanan umum atau BLU.

Pada pos belanja negara, belanja pemerintah pusat tercatat telah mencapai Rp 182,6 triliun hingga akhir Februari lalu. Realisasi ini meningkat 6 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Jika dilihat lebih rinci, belanja pemerintah pusat itu terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp 76,4 triliun, yang utamanya digunakan untuk percepatan penyaluran BOS, bansos, hingga operasional K/L. Kemudian, realisasi belanja non K/L sebesar Rp 106,2 triliun, yang utamanya digunakan untuk pembayaran manfaat pensiun, pembayaran bunga utang, serta penyaluran subsidi.

Pada pos transfer ke daerah (TKD) justru tercatat mengalami kontraksi. Kemenkeu mencatat, realisasi TKD mencapai Rp 105,2 triliun, atau susut 4,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Koreksi realisasi TKD merupakan imbas dari penyaluran dana alokasi umum (DAU) yang lebih rendah. Tercatat penyaluran DAU mengalami koreksi sebesar 18,6 persen, imbas dari pemerintah daerah yang tengah melakukan penyesuaian penganggaran DAU earmarked dan meniapkan syarat penyaluran.

Dengan realisasi-realisasi tersebut, kinerja APBN hingga Februari 2023 masih mencatatkan surplus. Sri Mulyani meyakini, solidnya APBN dapat terus menjaga pemulihan dan momentum transformasi ekonomi.

Baca juga: Penjelasan Sri Mulyani soal Bangkrutnya Silicon Valley Bank

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com