Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Hanya Akan Relokasi Sebagian Fasilitas Depo Plumpang

Kompas.com - 15/03/2023, 06:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, salah satu fasilitas yang ada di Depo Pertamina Plumpang akan direlokasi. Fasilitas itu adalah terminal untuk bahan bakar minyak (BBM) ritel.

Ia menjelaskan, Depo Plumpang merupakan integreted terminal Jakarta, sebab di dalamnya mencakup terminal BBM ritel, BBM untuk industri, elpiji, hingga pelumas. Namun, hanya satu fasilitas yang memungkinkan untuk direlokasi.

"Bukan hanya terminal BBM ritel, di situ ada juga terminal BBM industri, elpiji, pelumas, dan sebagainya, namun yang akan direlokasi sebagian saja yaitu BBM ritel," ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (14/3/2023).

Baca juga: Warga atau Depo Plumpang yang Digeser? Ini Jawaban Dirut Pertamina

Dia menuturkan, terminal BBM ritel dipilih untuk direlokasi karena kegiatannya sangat padat di Depo Plumpang, terlebih depo ini berdekatan dengan pemukiman warga.

Nicke bilang, pengisian BBM ke mobil tangki mencapai 1.000 kali per hari di depo tersebut. Artinya, satu mobil tangki bisa 3-4 kali bolak-balik di stasiun pengisian (filling station) terminal BBM ritel Depo Plumpang.

"Sehingga kalau dengan kondisi hari ini jalanan juga berbaur dengan masyarakat, dan di kawasan itu juga sudah sangat padat dengan penduduk, maka ini (terminal BBM ritel) perlu direlokasi," kata dia.

Baca juga: Bos Pertamina Ungkap Titik Awal Kebakaran Depo Plumpang: Bukan dari Tangki


Kendati begitu, Nicke menegaskan, rencana relokasi terminal BBM ritel dari Depo Plumpang memang menjadi bagian dari program perusahaan sejak tiga tahun lalu. Oleh sebab itu, relokasi ini tak berkaitan dengan insiden kebakaran pipa di Depo Plumpang 3 Maret 2023.

Nantinya, terminal BBM ritel bakal dipindah ke Kali Baru, Jakarta Utara, lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo. Pada wilayah ini akan dibangun juga fasilitas untuk menambah kapasitas produksi produk petrokimia, hidrogen, biogasoline, hingga LNG.

"Jadi ini sudah kami rencanakan sejak tiga tahun lalu, bukan karena kebakaran ini," imbuh dia.

Baca juga: Bos Pertamina Tegaskan Tak Bisa Tutup Depo BBM Plumpang

Namun, fasilitas baru di Kali Baru itu diperkirakan baru akan rampung lima tahun mendatang. Oleh sebab itu, Depo Plumpang ke depannya masih akan beroperasi dan tidak bisa ditutup.

Sebab penutupan justru berisiko menggangu pasokan BBM nasional. Hal ini mengingat Depo Plumpang menyuplai BBM di 19 kabupaten/kota, atau dengan kata lain menyimpan 15 persen stok BBM nasional,

"(Depo Plumpang) ini merupakan bagian dari satu value chain (rantai pasok), jadi kalau tiba-tiba kita off-kan, maka value chain tadi akan terputus, sehingga akan menganggu distribusi," paparnya.

Baca juga: Pertamina Gelontorkan Rp 1,7 Miliar untuk Bantuan Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Maka agar Depo Plumpang dapat beroperasi dengan aman, dalam waktu dekat perlu dibangun buffer zone atau wilayah penyangga yang membuat jarak cukup jauh antara depo dengan pemukiman warga. Menurutnya, saat ini rencana pembangunan buffer zone sedang berproses.

"Jadi nantipun setelah sebagian dipindah ke Kali Baru masih tetap ada aktivitas di integreted terminal Jakarta ini (Depo Plumpang). Maka yang paling mendesak adalah pembuatan buffer zone," pungkas Nicke.

Baca juga: Erick Thohir Bakal Rombak Depo Pertamina Plumpang Jadi Ekosistem Oli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com