Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi AS Sentuh 6 Persen, The Fed Diramal Bakal Naikkan Suku Bunga Lagi

Kompas.com - 15/03/2023, 08:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Inflasi AS mengalami kenaikan jadi 6 persen pada Februari 2023. Hal ini sesuai dengan ekspektasi, di mana The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada minggu depan, meskipun terjadi gejolak di sektor perbankan baru-baru ini.

Mengutip CNBC, Departemen Tenaga Kerja melaporkan, indeks harga konsumen meningkat 0,4 persen pada bulan Februari, atau sejalan dengan perkiraan Dow Jones.

Sementara itu, CPI Inti naik 0,5 persen pada bulan Februari, dan 5,5 persen dalam setahun. Hal tersebut diatas perkiraan analis, yakni 0,4 persen.

Baca juga: ARKO Cetak Laba Bersih Rp 52,72 Miliar pada 2022

Bursa saham Wall Street juga merespons positif atas data inflasi tersebut. Imbal hasil Treasury AS juga menguat, naik 30 basis poin, menjadi 4,3 persen.

Menjelang rilis inflasi, pasar memperkirakan The Fed akan menyetujui kenaikan 0,25 poin persentase lagi untuk suku bunga acuan dana federal.

"Bahkan di tengah ketakutan perbankan saat ini, Fed masih akan memprioritaskan stabilitas harga daripada pertumbuhan dan kemungkinan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 persen pada pertemuan mendatang," kata Jeffrey Roach, kepala ekonom AS di LPL Financial.

Baca juga: Badai PHK Berlanjut, Kini Meta Facebook Pangkas 10.000 Pekerja


Sementara itu, penurunan biaya energi membantu menjaga IHK utama. Sektor ini turun 0,6 persen secara bulanan, dan naik 5,2 persens ecara tahunan. Penurunan harga bahan bakar minyak sebesar 7,9 persen merupakan penggerak terbesar untuk energi.

Sementara itu, harga makanan masing-masing naik 0,4 persen secara bulanan dan 9,5 secara tahunan. Harga daging, unggas, ikan, dan telur turun 0,1 persen untuk bulan tersebut, sejak Desember 2021.

Di sisi lain, biaya tempat tinggal, yang merupakan sepertiga dari bobot indeks, melonjak 0,8 persen, membawa kenaikan tahunan hingga 8,1 persen. Pejabat Fed memperkirakan harga perumahan dan biaya terkait seperti sewa akan melambat sepanjang tahun ini.

Baca juga: Wall Street Ditutup Hijau, Saham First Republic hingga Facebook Melonjak

"Biaya perumahan adalah pendorong utama angka inflasi, tetapi juga merupakan indikator yang tertinggal. Biasanya butuh enam bulan untuk data sewa baru yang tercermin dalam CPI," kata Lisa Sturtevant, kepala ekonom di Bright MLS.

Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu mengatakan kepada dua komite kongres bahwa bank sentral siap mendorong suku bunga lebih tinggi dari yang diharapkan jika inflasi tidak turun. Itu memicu gelombang spekulasi bahwa Fed bisa menaikkan 0,5 poin persentase minggu depan.

Namun, runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank selama beberapa hari terakhir membuka jalan bagi pandangan kebijakan moneter yang lebih terkendali.

“Krisis SVB ini mendorong Fed untuk menaikkan 50 bp pada pertemuan bulan Maret minggu depan. Ini adalah tanda betapa banyak hal telah berubah dalam waktu dekat sehingga 50 bp hampir pasti di bulan Maret,” kata Krishna Guha, kepala kebijakan global dan strategi bank sentral untuk Evercore ISI.

Baca juga: Daftar Tarif Bus Jakarta-Surabaya Jelang Mudik Lebaran 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com