Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Perang Harga Tiket Pesawat: Menguntungkan atau Merugikan?

Kompas.com - 15/03/2023, 14:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam penerbangan, perang harga ini biasanya dibarengi dengan strategi lain. Seperti, misalnya, meminta slot (jadwal penerbangan) yang hampir bersamaan dengan slot pesaing.

Selain itu juga membanjiri satu rute dengan frekuensi penerbangan yang sangat banyak sehingga hampir semua slot dia kuasai. Ada atau tidak ada penumpang, bukan masalah, karena tujuan sebenarnya bukan itu.

Perang harga hampir selalu akan dimenangkan oleh produsen yang punya modal besar. Yang punya modal kecil, akan melakukan apa saja agar bisa tetap hidup.

Biasanya yang dilakukan adalah meminimalkan biaya operasional sekecil mungkin. Atau kalau tidak, ya tutup lapak, bangkrut.

Hal ini lah yang dikhawatirkan dalam penerbangan. Karena bisnis penerbangan tidak seperti bisnis yang lain.

Biaya-biaya dalam penerbangan itu sebagian besar terkait dengan keselamatan, seperti biaya bahan bakar, biaya perawatan dan perbaikan pesawat, biaya training pilot dan lainnya. Jika ditotal bisa mencapai 80 persen dari semua biaya.

Kalau biaya-biaya ini diperkecil tidak sesuai aturan, maka bisa jadi keselamatan penerbangan terganggu dan akan banyak kecelakaan pesawat.

Semua itu pernah terjadi di Indonesia pada masa lalu, yaitu sering terjadi kecelakaan pesawat. Bahkan ada maskapai yang terpaksa dicabut izinnya oleh pemerintah karena tidak bisa menjamin keselamatan penerbangannya, yaitu Adam Air pada 2008.

Selain itu banyak maskapai yang bangkrut karena kalah dalam perang harga seperti Mandala, Batavia, Merpati, dan lain-lain.

Keselamatan penerbangan menyangkut nyawa manusia. Tidak bisa ditukar dengan hal lain, apalagi jika hanya untuk mengutamakan harga yang murah.

Komunitas penerbangan global pun memperingatkan Indonesia. Seperti, misalnya, Uni Eropa yang pernah melakukan larangan terbang dan Amerika yang pernah menganggap penerbangan Indonesia tidak selamat.

Tentu kita tidak ingin situasi itu terulang kembali. Untuk itulah pemerintah sebagai regulator harus tegas. Jika ada yang coba-coba mulai perang harga, maka harus segera ditegur dan disanksi.

Peraturan-peraturan untuk mencegah perang harga harus dibuat. Kalau sudah ada, harus ditegakkan.

Masyarakat juga harus terus menerus diingatkan bahwa keselamatan penerbangan, nyawa manusia, itu lebih penting daripada sekadar tiket penerbangan yang sangat murah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com