Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Hak Konsumen Sedunia, YLKI: Mari Hemat Energi, Gunakan Transportasi Massal

Kompas.com - 15/03/2023, 15:09 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Memperingati World Consumer Right Day (WCRD), atau Hari Hak Konsumen Sedunia yang jatuh pada 15 Maret 2023, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ajak konsumen untuk hemat energi.

Hal ini, sesuai dengan tema WCRD 2023, yakni "Green Energy Transition". WCRD ini diperingati di seluruh dunia, dan dimotori oleh Consumer Internasional (CI).

Bagaimana kita menyikapi dan membumikan tema WCRD 2023 dalam konteks kehidupan sehari-hari sebagai konsumen? Berikut poin penting menurut Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi.

Baca juga: Pertalite-Solar Bakal Naik? Ini Tips Hemat BBM agar Pengeluaran Tak Boncos

Pertama, agar konsumen lebih efisien dalam menggunakan produk produk energi, seperti BBM, listrik dan gas.

"Sebab, sumber sumber energi yang kita gunakan untuk keperluan sehari hari masih dominan menggunakan energi fosil, yang masih tinggi menghasilkan emisi karbon," kata Tulus melalui keterangannya, Rabu (15/1/2023).

Kedua, agar konsumen lebih intensif dalam menggunakan energi bersih (clean snergy), seperti gas, atau BBM yang tinggi oktan numbernya, atau BBM RON 92 ke atas.

"Energi bersih, walaupun masih berupa energi fosil, tetapi lebih rendah menghasilkan emisi karbon, bahkan sebenarnya lebih hemat bagi konsumen," lanjut Tulus.

Ketiga, agar konsumen lebih intensif menggunakan transportasi umum masal dalam bermobilitas, sebab dengan menggunakan angkutan umum masal berarti mereduksi polusi dari gas karbon. Kemudian sebaliknya, ketika menggunakan kendaraan pribadi, berarti banyak menghasilkan dan memproduksi emisi karbon bagi lingkungan.

Baca juga: Solusi Urai Macet di Jakarta, Akses Transportasi Umum Harus Dipermudah

Regulasi transisi energi

Menurut Tulus, guna mewujudkan "green energy transision" diperlukan regulasi dan kebijakan yang fair. Seperti tarif yang terjangkau bagi konsumen, keandalan pelayanan yang terjaga, dan menjaga keberlangsungan operator energi nasional.

Menurut dia, memang upaya mewujudkan kebijakan green energy, harus melalui transisi dengan menggunakan energi bersih, sampai benar benar terwujud energi baru terbarukan di berbagai sektor baik di sektor migas, dan atau sektor ketenagalistrikan.

Kebijakan sektor transportasi pun, lanjut Tulus, harus sejalan dengan kebijakan energi.

"Penggunaan clean energy dan green energy adalah femomena yang tak terelakkan, dalam rangka memerangi perubahan iklim dan krisis iklim yang makin mengkhawatirkan," katanya.

"Peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam hal ini, dan patut diberikan akses kebijakan dan regulasi yang win win solution."

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com