Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

KBRI Windhoek Garap Potensi Kerja Sama Dagang Indonesia-Angola

Kompas.com - 15/03/2023, 18:55 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) di Windhoek, Namibia sekaligus Angola, Wisnu Edi Pratignyo memperkuat hubungan dagang serta bidang lainnya antara Indonesia dan Angola.

Hal itu diwujudkan ketika melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Luanda, Angola, Minggu (12/3/2023) hingga Kamis (16/3/2023).

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Angola Victor Fernandes menyambut Wisnu dalam lawatan tersebut.

Pada kesempatan itu, keduanya membahas peluang untuk memperkuat hubungan dagang RI dan Angola.

Baca juga: Pamerkan Bali hingga Morotai, KBRI Windhoek Angkat Sektor Pariwisata Indonesia pada NTE 2022

Fernandez mengatakan, Angola telah menjadi bagian dari perjanjian dagang antarnegara-negara di Afrika (African Continental Free Trade Area atau AfCFTA). Adapun perjanjian memfasilitasi area pertukaran barang dan jasa.

“Angola terbuka untuk kegiatan bisnis”, ujar Fernandez dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (15/3/2023).

Victor menjelaskan, upaya memperkuat hubungan dagang Indonesia dan Angola dapat dilakukan melalui perjanjian yang memfasilitasi perdagangan untuk produk spesifik.

“Di samping itu, kerja sama juga dapat dilakukan lewat capacity building,” kata Fernandez.

Baca juga: Dongkrak Kunjungan Wisatawan Namibia, KBRI Windhoek Gelar Pertemuan Bisnis Agen Perjalanan

Merespons komitmen dan upaya tersebut, Wisnu mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah melakukan kajian dengan melibatkan berbagai pihak di dalam negeri.

Adapun kajian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi peluang kerja sama dagang lewat skema preferential trade agreement.

“Pemerintah Indonesia juga terbuka dengan berbagai usulan skema kerja sama dari Angola. Ruang kerja sama perdagangan masih sangat terbuka untuk dikembangkan,” terang Wisnu.

Pada kesempatan tersebut, Wisnu dan Fernandez juga berpandangan, pembentukan Komisi Bersama Indonesia-Angola diperlukan guna mengimplementasikan berbagai kesepakatan bilateral.

Baca juga: Tingkatkan Akses Pasar Ekspor, KBRI Windhoek Gelar Forum Bisnis di Namibia

Untuk diketahui, Indonesia-Angola saat ini telah memiliki political consultation sebagai forum untuk memperkuat komunikasi dan identifikasi peluang kerja sama. Political consultation telah digelar pada 7 Oktober 2021.

“Di samping pembentukan Komisi Bersama, kami juga membahas peluang kerja sama pembangunan kapasitas di bidang minyak kelapa sawit. Menteri Fernandez pun mengungkapkan peluang Angola untuk belajar dari Indonesia mengenai budidaya dan pengolahan minyak sawit,” terang Wisnu.

Selain itu, imbuh Wisnu, Indonesia juga telah berpengalaman memberikan pembangunan kapasitas di bidang minyak dan gas (migas) yang dilakukan oleh PT Badak NGL dengan Angola LNG pada 2010.

Adapun total perdagangan Indonesia-Angola pada periode Januari-September 2022 tercatat 842 juta dollar Amerika Serikat (AS), meningkat 47 persen dibandingkan periode sama pada 2021 senilai 574 juta dollar AS.

Baca juga: KBRI Windhoek Gelar Taste of Indonesia

“Dalam daftar produk ekspor unggulan, minyak kelapa sawit merupakan salah satu produk ekspor unggulan RI ke Angola. Selain itu, margarin, elektronik, tekstil, furnitur, sarung tangan (gloves), korek api, dan kertas,” jelas Wisnu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com