Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ditjenbun Gelar Konsolidasi untuk Tingkatkan Akses Ekspor Kopi dan Moringa di NTB

Kompas.com - 15/03/2023, 20:39 WIB

KOMPAS.com – Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar konsolidasi untuk meningkatkan akses pasar internasional dan business matching pelaku usaha kopi dan moringa di NTB.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Prayudi Syamsuri mengatakan, konsumsi produk perkebunan, khususnya kopi dan moringa, terus mengalami peningkatan di dalam dan luar negeri.

Konsolidasi ini dilakukan sebagai sarana untuk mempertemukan hulu dan hilirnya, produksi dan pasarnya, terutama pasar ekspor. Saat ini kopi dan moringa sudah ada beberapa negara tujuan ekspor yang jelas, khususnya di Eropa,” ungkap Prayudi dalam sambutannya pada kegiatan konsolidasi di Montana Premier Hotel, Senggigi, Rabu (15/3/2023).

Dengan konsolidasi ini, lanjut Prayudi, para petani yang ada di Provinsi NTB dapat menjalin kemitraan yang berkeadilan dan berkelanjutan dengan pelaku usaha dan dengan harga yang remuneratif dan standarisasi mutu yang sesuai.

Sebab, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Ditjenbun pada 2022, nilai ekspor komoditas kopi mencapai Rp 16,4 triliun atau meningkat 23 persen dibandingkan nilai ekspor pada 2021.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian di Seberang Kapuas-Kalbar, Kementan Lakukan RJIT

“Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) melaui program Gratieks, tentunya Ditjenbun akan selalu fokus dalam upaya mengakselereasi nilai ekspor komoditas kopi, moringa, dan komoditas perkebunan lainnya hingga tiga kali lipat sampai 2024,” ujar Prayudi.

“Khusus moringa, dari identifikasi tiga kode HS bahwa nilai ekspor moringa Indonesia ke dunia senilai hampir Rp 100 miliar dan perdagangannya banyak dikategorikan sebagai tanaman herbal untuk kesehatan,” tambahnya.

Peningkatan akses pasar internasional, kata Prayudi, harus menggunakan strategi yang tepat, salah satunya strategi push and pull.

“Nantinya, push strategi ini dapat mendorong produksi dan produktivitas termasuk pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) seperti tenaga penyuluhan dan pendampingan dari pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha,” katanya.

Prayudi menjelaskan, pull strategi merupakan faktor penarik yang tentunya pasar menjadi hal penarik untuk yang dituju bagi perdagangan. Selain itu, perlu dipersiapkan pula produk yang bermutu, terstandar, dan yang paling penting adalah produk bernilai tambah dan daya saing.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+