Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Petani Minta HPP Gabah Naik Jadi Rp 5.600, HET Beras Turun 20 Persen

Kompas.com - 17/03/2023, 12:30 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Petani Indonesia (SPI) keberatan dengan keputusan pemerintah yang menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik menjadi Rp5.000/Kg dari HPP semula Rp4.200/Kg.

Menurut Ketua SPI Henry Saragih, jumlah tersebut masih merugikan petani karena masih di bahwa biaya produksi.

"Kita merasa HPP ini belum cocok dengan yang kita usulkan, karena biaya produksi kita saja Rp 5.050, kita mengusulkan harga pokok HPP GKP Rp 5.600," kara Henry saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Baca juga: HPP Gabah Naik Jadi Rp 5.000, Serikat Petani: Masih di Bawah Biaya Produksi

Henry juga mengatakan, pemerintah menetapkan harga eceran tinggi (HET) sangat tinggi di seluruh zona sehingga terjadi ketimpangan dengan HPP gabah di tingkat petani.

Menurut dia, kesenjangan antara HPP gabah dan HET beras menjadi salah satu penyebab harga beras di pasar masih naik. Karenanya, ia mengusulkan pemerintah menurunkan HET beras sebesar 20 persen.

"HETnya itu tinggi sekali, ada kesenjangan antara HPP dan HET, ini yang menyebabkan harga beras itu mahal dan perusahaan besar menjual beras premium semua. Kita usulkan HET itu diturunkan 20 persen diturunkan jadi bisa paling tinggi Rp 12.500," ujarnya.

Lebih lanjut, Henry mengatakan, pemerintah masih bisa melakukan perubahan atas HPP gabah dan HET beras mengingat kebijakan tersebut baru bersifat pengumuman.

"Sampai hari ini HPP dan HET masih pengumuman belum ada SKnya itu hasil rapat itu masih bisa diubah," ucap dia.

Baca juga: HPP Gabah Naik, Ini Harga Eceran Tertinggi Beras di Seluruh Indonesia

Sebelumnya diberitakan, pemerintah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) serta harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas beras.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, menyampaikan hal tersebut usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, (15/3/2023).

“Salah satu yang diminta oleh Pak Presiden untuk diselesaikan segera dan sudah selesai adalah mengenai HPP, harga pembelian pemerintah, kemudian yang satu lagi harga eceran tertinggi,” ujar Arief dikutip website resmi presidenri.go.id.

Untuk harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp5.000 dan GKP di tingkat penggilingan Rp5.100. Sementara itu, untuk gabah kering giling (GKG) di penggilingan ditetapkan di harga Rp6.200 dan GKG di gudang Perum Bulog Rp6.300.

“Kemudian beras di gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh 95 persen, kadar air 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, butir menir maksimum 2 persen, harganya Rp9.950,” imbuh Arief.

Adapun untuk perhitungan harga eceran tertinggi (HET), pemerintah menetapkannya berdasarkan sistem zonasi. Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Zona 2 untuk Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, Kalimantan. Zona 3 untuk Maluku dan Papua.

“Untuk HET beras medium, zona 1 Rp10.900, untuk zona 2 Rp11.500, untuk zona 3 Rp11.800. Kemudian untuk beras premium, zona 1 Rp12.900, zona 2 Rp14.400, dan zona 3 Rp14.800. Ini Pak Presiden meminta untuk segera diumumkan sedangkan perundangannya dalam proses sehingga ini dapat diberlakukan segera,” ucap dia.

Baca juga: HPP Gabah Rp 5.000 di Tingkat Petani, Bulog: Berapa Pun Harganya Kita Gunakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com