Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Buka Opsi Impor Beras 500.000 Ton, Bulog Sebut untuk Antisipasi

Kompas.com - 17/03/2023, 14:21 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) buka suara ihwal rencana pemerintah membuka opsi importasi 500.000 ton beras.

"Antisipasi kami ya pasti impor. Tapi bukan kami hobi impor, ini antisipasi saja. Kami lihat perkembangannya," ujar Buwas di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/3/2023).

Dia mengatakan, pemerintah akan mengimpor beras jika produksi dalam negeri selama panen raya di 3 bulan ke depan tidak mencapai target.

Baca juga: Beras Bansos 10 Kilogram Akan Disalurkan Sebelum Ramadhan 2023

Adapun Bulog berusaha menyerap 70 persen kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) dari dalam negeri, atau sebanyak 1,2 juta ton pada masa panen raya, dari total target tahun ini 2,3 juta ton.

Menurut dia, impor beras ditujukan untuk memenuhi total kebutuhan masyarakat agar tidak terganggu.

Oleh sebab itu, dia menegaskan bahwa impor dilakukan demi menjaga kebutuhan masyarakat Indonesia.

"Jadi bukan semata-mata kemauan Bulog," kata Buwas.

Baca juga: Serikat Petani Minta HPP Gabah Naik Jadi Rp 5.600, HET Beras Turun 20 Persen


Lebih lanjut dia mengatakan, Perum Bulog akan terus menggandeng Bapanas serta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menyerap kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) sesuai yang ditargetkan.

Walau demikian, Bulog ragu target tersebut bisa tercapai lantaran produksi petani dalam negeri terganggu faktor cuaca.

Dia pun mengaku optimis Bulog bisa bersaing dengan swasta dalam membeli beras petani dengan angka HPP gabah kering panen Rp 5.000 per kilogram.

"Kalau harga ga ada masalah, toh itu mengunakan uang negara. Kami sudah berhitung," kata Buwas.

Baca juga: Siap-siap Harga Beras Terus Naik, RI Jajaki Impor Beras dari India

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah kembali membuka opsi impor beras 500.000 ton untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di pasar. Dia mengatakan, saat ini stok beras di Bulog sekitar 300.000 ton.

"Beras ini, kemarin dipimpin presiden, kapanpun diperlukan kita bisa masuk lagi (impor) 500.000 ton, karena stok bulok yang 1,2 juta, sekarang kalau enggak salah tinggal 300.000an," kata Zulkifli dalam rapat kerja dengan Komisi VI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Zulkifli memastikan, impor beras tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat mengingat saat ini merupakan musim panen raya.

Baca juga: Setelah Pemerintah Tetapkan HET, Harga Beras Meroket

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com