Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Tambang dan Hilirisasi Nikel Trimegah Bangun Persada Bakal IPO, Incar Dana Segar Rp 9,7 Triliun

Kompas.com - 18/03/2023, 10:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Group) berencana melepas saham ke publik melalui initial public offering (IPO).

Rencananya, perusahaan akan melepas sebanyak-banyaknya 12,1 lembar miliar saham atau setara dengan maksimal 18 persen dari modal ditempatkan dan disetor ke publik setelah IPO dengan nilai nominal Rp 100 per saham pada 5 -  10 April 2023.

Penawaran awal atau book building saham bernama NCKL ini dimulai pada 15-24 Maret 2023. Adapun pencatatan saham NCKL di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditargetkan terlaksana pada 12 April 2023.

 Baca juga: Harita Nickel Resmikan Smelter Feronikel, Kapasitas 780.000 Ton Per Tahun

Presiden Direktur Trimegah Bangun Persada Roy A Arfandy mengatakan, lewat aksi korporasi itu perseroan berharap dapat meraup dana segar sekitar 650 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,7 triliun.

"Untuk mendukung penyelesaian konstruksi proyek, menambah kapasitas produksi, melunasi sebagian pinjaman perseroan, serta tambahan modal kerja perseroan," katanya dalam siaran pers, Jumat (17/3/2023).

Baca juga: Pengembangan Smelter Nikel di RI Terganjal Masalah Pendanaan 

Roy menjelaskan, TBP merupakan perusahaan dengan kemampuan hulu dan hilir yang mumpuni dalam industri nikel, di mana perusahaan telah beroperasi 10 tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Adapun saat ini TBP mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif seluas 5.523,99 hektar di Desa Kawasi, Halmahera Selatan, Maluku Utara melalui dua konsesi pertambangan.

Baca juga: Smelter di RI Banyak Dimiliki Asing gara-gara Minim Pendanaan Bank Dalam Negeri


Perseroan juga memiliki dua prospek pertambangan nikel seluas 3.660,24 hektar yang terletak di Pulau Obi.

 “Fokus PT TBP Tbk adalah menjadi perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dari hulu hingga hilir,” ucap Roy.

Sebagai informasi, laba periode berjalan TBP melesat 207,95 persen dari Rp 1,39 triliun per November 2021 menjadi Rp 4,30 triliun per 30 November 2022. Laba per saham ikut naik dari Rp 23,16 per lembar saham menjadi Rp 78,63.

Berikutnya, total aset perseroan tercatat naik 12,22 persen dari Rp 29,93 triliun per 30 September 2022 menjadi Rp 33,59 triliun per 30 November 2022. Total ekuitas naik dari Rp 12,69 triliun menjadi Rp 13,97 triliun per 30 November 2022, dengan total liabilitas bertambah dari Rp 17,24 triliun per 30 September 2022 menjadi Rp 19,61 triliun per 30 November 2022.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com