Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kinerja Laba Bersih Bank Jago yang Susut di 2022

Kompas.com - 18/03/2023, 20:33 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja laba PT Bank Jago Tbk (ARTO) cukup unik di 2022. Pasalnya, laba sebelum pajak (net profit before tax/NPBT) melesat 124 persen namun laba bersih (net profit after tax/NPAT) justru susut 82 persen.

Padahal sepanjang 2022, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago tumbuh 76 persen menjadi Rp 9,43 triliun dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 5,37 triliun.

Kualitas kredit juga cukup baik yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross di level 1,8 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan.

Tak hanya itu, pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) juga tercatat melonjak 125 persen menjadi Rp 8,27 triliun. Peningkatan DPK didorong oleh kenaikan current account savings account (CASA) sebesar 238 persen menjadi Rp 5,67 triliun.

Baca juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Bank Jago Petik Pelajaran Penting

Melihat kinerja 2022 yang positif itu, apa yang membuat laba bersih perseroan susut menjadi Rp 16 miliar?

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan, hal ini lantaran pada 2021 Bank Jago mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 9 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 86 miliar.

"Selisih laba yang terkesan tidak umum tersebut disebabkan adanya manfaat pajak tangguhan sebesar Rp 77 miliar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/3/2023).

Baca juga: Bank Jago Catat Laba Sebelum Pajak Rp 20 Miliar pada 2022

Dia bilang, manfaat pajak tangguhan ini muncul setelah Bank Jago mencetak laba pada 2021, sementara sebelumnya merugi dalam 6 tahun berturut-turut.

Manfaat pajak tangguhan bisa disebabkan karena perbedaan temporer yang bisa dikurangi, akumulasi rugi pajak yang tidak terkompensasi, dan akumulasi kredit pajak yang masih belum terpakai.

Namun, berdasarkan catatannya, manfaat pajak tangguhan ini terjadi hanya sekali pada kinerja 2021 dan tidak terjadi lagi pada kinerja tahun 2022.

"Akibatnya, secara akuntansi NPAT pada 2022 terkesan menurun meskipun NPBT dan kinerja top line Bank Jago tumbuh positif," jelas Kharim.

Baca juga: Kolaborasi dengan Ekosistem, Kredit Bank Jago Melaju 75 Persen

Pelajaran penting dari bangkrutnya Silicon Valley Bank

Bank Jago mengatakan bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) menjadi preseden penting bagi perbankan di Indonesia untuk melakukan diversifikasi penempatan dana. Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar meyakini perusahaan memiliki diversifikasi dana yang mumpuni.

"Kalau melihat kasus SVB itu, mereka melakukan sebagian besar penempatan daripada dana-dana tersebut kepada bonds (obligasi)," ujar dia dalam konferensi pers kinerja 2022, Jumat (17/3/2023). 

Ia menjabarkan, Bank Jago saat ini memiliki 38 mitra. Dengan bagitu, dana nasabah yang masuk ke Bank Jago dibagi menjadi dua dengan mitranya. "Satu adalah kita salurkan untuk menjadi pinjaman kepada 38 partner jadi risikonya itu terdistribusi dengan baik," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com