Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Harga Emas Terus Naik dari Tahun ke Tahun?

Kompas.com - 18/03/2023, 21:13 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Jauh sebelum manusia mengenal investasi portofolio berupa surat berharga, emas sudah lama digunakan sebagai sarana investasi dan menimbun kekayaan. Nilai emas ini cenderung terus meningkat.

Kadangkala emas mengalami penurunan, meski itu jarang terjadi dibandingkan kenaikannya.

Bahkan dalam jangka panjang, menyimpan emas bisa memberikan imbal yang menguntungkan. Saat ini, investasi logam mulia ini banyaki dilakukan dengan membeli emas dalam bentuk batangan ketimbang perhiasan, seperti emas keluaran PT Antam Tbk.

Apalagi saat ekonomi dunia diwarnai dengan ketidakstabilan dan tensi politik global, membuat investasi di pasar modal maupun pasar uang ikut tergerus.

Di sisi lain, menyimpan emas nilainya cenderung terus meningkat, meski dalam beberapa waktu tertentu juga mengalami penurunan harga. Kondisi ini yang membuat emas disebut sebagai safe haven.

Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Lalu sebenarnya apa itu safe haven?

Dikutip dari Investopedia, Sabtu (18/3/2023), safe haven adalah investasi aset yang nilainya bisa bertahan bahkan terus meningkat di tengah gejolak pasar.

Banyak investor di dunia berpikir untuk menaruh investasinya di pasar, namun menyimpan sebagian asetnya dalam bentuk logam mulia untuk menghindari kerugian terlalu besar jika terjadi penurunan pasar.

Artinya, meski untungnya terbilang kecil, emas dijadikan cadangan agar aset tak benar-benar tergerus gejolak keuangan dunia.

Kenaikan nilai emas sendiri di mata investor bukan lebih karena dianggap sebagai keuntungan, namun untuk menjaga aset mereka dari gerusan inflasi dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: Ini Jenis-jenis Pinjaman dan Bunga di Pegadaian Terbaru

Emas diibartkan sebagai asuransi bagi beberapa investor. Ketika situasi dinilai semakin memburuk, banyak investor akan menumpuk lebih banyak emas yang membuatnya harganya melonjak saat krisis.

Ini karena nilai emas tidak dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga dan kebijakan moneter dan fiskal lain dari bank sentral dan pemerintah. Ini berbanding terbalik dengan portofolio berupa saham dan obligasi.

Bisa dikatakan, harga emas malah akan naik ketika merespon ketidakstabilan pasar.

Safe heaven banyak dicari investor untuk menghindarkan mereka dari kerugian ketika terjadi krisis keuangan. Itu sebabnya, harga emas justru melonjak tinggi saat ekonomi dunia diliputi ketidakpastian.

Meski harganya terus mengalami kenaikan, tak berarti investasi emas tanpa risiko. Menyimpan emas dalam jumlah besar membutuhkan biaya tinggi seperti menitipkannya di brankas bank.

Menyimpan emas batangan masih memungkinkan di rumah jika jumlahnya relatif sedikit. Saat ini banyak cara untuk investasi emas, salah satunya emas investasi yang dijual di marketplace.

Baca juga: Untung Rugi Menabung Emas di Pegadaian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com