JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak jenis investasi yang bisa dipilih investor, salah satunya adalah reksa dana. Reksa dana termasuk jenis investasi yang mudah untuk dilakukan dan cocok bagi investor pemula.
Hal ini karena reksa dana dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang deposito dan memiliki beberapa jenis yang bisa disesuaikan dengan profil risiko investor.
Selain itu, reksa dana dinilai menjadi salah satu jenis investasi yang tidak terlalu merepotkan bagi para investor karena portofolio telah dikelola manajer investasi. Modal yang dibutuhkan untuk investasi reksa dana juga tak terlalu besar, bisa dimulai dari Rp 100.000.
Baca juga: Food Estate di Kapuas dan Pulang Pisau, Petani Untung dan Lahan Makin Produktif
Bagi investor pemula yang ingin investasi di reksa dana, simak beberapa tips berikut ini:
Cara kerja dari reksa dana adalah peran manajer investasi dalam mengelola dana yang dihimpun dari investor atau pemodal.
Dalam reksadana, investor menitipkan uangnya kepada manajer investasi. Kemudian, manajer investasi mengelola dana dari para investor ini agar mendatangkan imbal hasil atau keuntungan (return).
Manajer investasi akan menempatkan dana dari sekumpulan investor tersebut di berbagai instrumen investasi seperti membeli saham, obligasi, deposito berjangka, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan efek lainnya.
Dengan menyebar atau menanamkan modal di banyak instrumen investasi tentu memberikan keuntungan, yakni jika nilai instrumen di tempat A turun, hal itu tidak akan memengaruhi nilai instrumen tempat lainnya.
Baca juga: Selama Sepekan, Harga Emas Antam Melesat Rp 34.000
Setelah memahami cara kerjanya, penting juga bagi investor untuk mengenali jenis-jenis reksa dana. Secara umum, jenis-jenis reksa dana adalah sebagai berikut:
a. Reksadana pasar uang
Reksa dana jenis ini memiliki kebijakan investasi menempatkan semua modal atau uang di instrumen pasar uang seperti sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga, obligasi, hingga deposito dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Reksa dana pasar uang cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun atau investor dengan profil yang sangat konservatif (paling takut akan risiko investasi).
Risiko investasi reksa dana pasar uang sendiri terbilang kecil, namun imbal hasilnya juga lebih rendah dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Adapun perkiraan imbal hasil dari reksa dana pasar uang yaitu sekitar 2-5 persen per tahun.
Baca juga: KSPSI: Praktik Human Trafficking Harus Diberantas
b. Reksadana pendapatan tetap
Sebagian besar alokasi investasi reksa dana pendapatan tetap, ditempatkan pada efek yang memberikan pendapatan tetap seperti surat utang atau obligasi.
Jenis reksa dana ini cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu antara 1-3 tahun atau investor dengan profil konservatif.
Untuk reksa dana pendapatan tetap, perkiraan imbal hasilnya antara 4 sampai 7 persen per tahun.
c. Reksadana campuran
Jika memilih reksa dana campuran, modal atau uang yang dihimpun akan dialokasikan pada beberapa instrumen campuran seperti surat utang, saham, maupun pasar uang.
Jenis reksa dana ini cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan berjangka waktu antara 3-5 tahun atau investor dengan profil moderat (berani ambil risiko dengan tingkat toleransi tertentu). Perkiraan imbal hasil reksa dana campuran yakni sekitar 5-10 persen per tahun.
Baca juga: Stabil, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini
d. Reksadana saham
Adapun pada reksa dana saham, modal atau uang akan ditempatkan pada aset saham saja. Reksa dana saham cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu di atas 5 tahun atau investor dengan profil agresif.
Reksa dana jenis ini menganut prinsip high risk high return, yaitu memiliki risiko paling tinggi dibandingkan jenis reksa dana lain, namun juga mempunyai potensi keuntungan yang paling tinggi. Perkiraan imbal hasil dari reksadana saham adalah sekitar 7-12 persen per tahun.
Tips kedua, investor juga perlu menentukan tujuan investasi secara jelas sebelum berinvestasi di reksa dana. Tujuan di sini misalnya untuk menabung dana darurat, membeli laptop baru, atau tujuan keuangan yang ingin dicapai lainnya.
Dengan memiliki tujuan yang jelas, investor bisa tahu jumlah investasi yang harus dikumpulkan dan dalam jangka waktu berapa lama.
Selanjutnya, hal penting bagi investor pemula sebelum berinvestasi adalah memastikan produk reksa dana yang dipilih sudah mendapatkan legalitas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dengan begitu, setiap transaksi yang berjalan pun sudah diawasi dan memenuhi aturan yang berlaku di Indonesia. Hal ini untuk menghindari investasi bodong dan meminimalisasi risiko kerugian.
Baca juga: Melesat Tajam, Harga Emas Hari Ini di Pegadaian
Prospektus reksa dana adalah sebuah dokumen berisi segala rincian informasi reksa dana sesuai aturan yang berlaku dan bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh investor.
Investor sebaiknya mempelajari dulu isi prospektus reksa dana yang akan dipilih agar tidak salah. Dengan memperhatikan isi prospektus, investor bisa mengetahui seperti apa portofolio serta kinerja manajer investasi, perizinan, biaya, kebijakan investasi, dan lain-lain.
Nah, itulah beberapa tips investasi reksa dana bagi investor pemula. Meski investasi reksa dana tidak terlalu menuntut untuk melakukan analisis, investor tetap harus terus belajar dan mengikuti tren perkembangan pasar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.