Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Pasar IoT di Indonesia Diprediksi Capai Rp 572,7 Triliun pada 2025

Kompas.com - 19/03/2023, 14:00 WIB
Penulis Reni Susanti
|

BANDUNG, KOMPAS.com - Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) memperkirakan pasar IoT di Indonesia pada 2025 akan mencapai 40 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 572,7 triliun dengan 678 perangkat IoT terhubung. Potensi besar ini seiring dengan minat serta kebutuhan masyarakat.

Adapaun pada 2022, Asioti mencatat potensi pasar IoT di Indonesia pada 2022 mencapai 26 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 372 triliun.

Angka segemuk itu terutama bersumber dari 9 sektor yakni makanan, minuman, kesehatan, pertanian, perkebunan, tambang, dan perminyakan.

Baca juga: KSPSI: Praktik Human Trafficking Harus Diberantas

"Jika dirincikan lagi, layanan IoT terbesar adalah dari sektor aplikasi sebesar 45 persen, platform (33 persen), perangkat (13 persen), dan jaringan (9 persen)," ujar Ketua Umum Asioti Teguh Prasetya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (19/3/2023).

Menurut dia, tiga hal besar yang menggenjot IoT kian eksis di masyarakat. Hal besar itu yakni karena bisa meningkatkan operasional dan efisiensi, meningkatkan kualitas kesehatan dan keamanan, serta meningkatkan produktivitas atau penjualan.

Data Indonesia IoT Forum menunjukkan, kemungkinan 400 juta perangkat sensor di Indonesia telah terpasang IoT.

Data IoT-Analytics per Mei 2022 menyebutkan, konektivitas IoT di seluruh dunia sepanjang 2021 tumbuh sebesar 8 persen menjadi 12,2 miliar pengguna aktif.

Karena itu, sumbangan 400 juta perangkat dari Indonesia sebenarnya relatif masih sangat rendah.

Baca juga: Fokus Transisi Energi, PGE Kini Punya Pos Pendapatan Baru dari Carbon Credit

Upaya Akselerasi

Doni Ismanto, Forum Indo Telko mengatakan, kebutuhan IoT di Indonesia sekarang telah lintas sektor industri. Antara lain manufaktur, logistik, kota pintar (smart city), maupun rumah pintar (smart home).

“Sektor-sektor ini belum mengadopsi secara masif. Tingkat adopsi yang belum masif tersebut disebabkan berbagai industri masih mencari bentuk yang tepat untuk diimplementasikan. Tapi ini artinya potensi pasar masih besar untuk segmen-segmen tersebut,” ucap dia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+