Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditopang Harga Batu Bara, Pendapatan DOID Melonjak 71 Persen pada 2022

Kompas.com - 19/03/2023, 16:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatatkan pendapatan (revenue) sebesar 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 24 triliun (Kurs Rp 15.389 per dollar AS) pada 2022, meningkat 71 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk Ronald Sutardja mengatakan, harga batu bara hingga kenaikan produksi perseroan tahun 2022, mendorong kinerja perseroan. Selain itu, perusahaan juga menerapkan strategi diversifikasi mulai tahun 2021.

“Meningkatnya produksi dan harga batu bara global mendorong pencapaian kinerja positif perusahaan di sepanjang 2022. Kami juga melakukan strategi diversifikasi mulai kuartal IV tahun 2021 dan sepanjang tahun lalu,” kata Ronald dalam siaran pers Sabtu (18/3/2023).

Baca juga: Bitcoin dan Ethereum Melemah, Cek Harga Kripto Hari Ini

Adapun diversifikasi tersebut mencakup aktivitas pertambangan metallurgical coal, melalui akusisi BUMA Australia di Desember 2021. Sejak diakuisisi, nilai kontrak jasa pertambangan dari BUMA Australia meningkat sebesar empat kali lipat, dari Rp 6,1 triliun menjadi Rp 23,6 triliun.

Adapun laba bersih perseroan tercatat 29 juta dollar AS, atau sekitar Rp 448,1 miliar sepanjang tahun 2022. Dengan pencapaian tersebut, perseroan akan membagikan total dividen sebesar 5,15 juta dollar AS (sekitar Rp 79,8 miliar), atau setara dengan Rp 10,17 per saham untuk tahun buku 2022.

Adapun volume produksi konsolidasi mengalami peningkatan, dimana overburden removal sebesar 547 juta Bank Cubic Meter (BCM), atau naik sebesar 68 persen dibandingkan periode 2021. Sementara produksi batu bara perseroan naik sebesar 87 juta ton atau 61 persen secara year-on-year.

Baca juga: Stabil, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini

Sepanjang 2022, berbagai aktivitas diversifikasi Perseroan menghasilkan portfolio usaha yang lebih beragam, seperti 13 persen operasional pertambangan metallurgical coal di Australia, 87 persen operasional pertambangan thermal coal.

Ronald mengatakan, ke depannya perseroan berkomitmen untuk terus memperluas diversifikasi usaha, meningkatkan aktivitas rehabilitasi situs tambang, serta mengembangkan bisnis infrastruktur di Indonesia.

Perseroan juga melanjutkan buyback saham sebanyak 712 juta lembar saham, dan mewakili 8,3 persen dari saham yang dimiliki Perseroan hingga 31 Desember 2022 lalu. Sampai dengan 14 Maret 2023, jumlah saham bertambah menjadi 842 juta lembar saham, merepesentasikan 9,8 persen dari saham yang dimiliki Perseroan.

Baca juga: Kapitalisasi Bursa Susut Rp 107 Triliun, Imbas SVB Bangkrut?

Selain itu pada November 2022, Perseroan berinvestasi sebesar 3 juta dollar AS atau Rp 46,5 miliar ke Asiamet Resources Limited (ARS) melalui penambahan modal emiten (private placement), dan penambahan kepemilikan saham (shareholding) dari 15,3 persen menjadi 24,2 persen.

“Investasi tersebut nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan studi kelayakan yang bankable untuk Proyek Tembaga Beruang Kanan Main (BKM), pembiayaan proyek lanjutan untuk pengembangan BKM, dan modal kerja perusahaan,” ujar Ronald.

Baca juga: Melesat Tajam, Harga Emas Hari Ini di Pegadaian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com