JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali membuka opsi impor beras sebanyak 500.000 Ton. Setelah sebelumnya pada akhir tahun 2022 lalu, pemerintah telah melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton.
Opsi impor berasi tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Rabu (15/3/2023). Alasannya, untuk menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga beras di pasar.
"Beras ini, kemarin dipimpin presiden, kapanpun diperlukan kita bisa masuk lagi (impor) 500.000 ton, karena stok Bulog yang 1,2 juta, sekarang kalau enggak salah tinggal 300.000-an," kata Zulkifli.
Baca juga: Bapanas: 60.000 Ton Beras akan Masuk ke Bulog Jelang Lebaran 2023
Zulkifli memastikan, impor beras tidak akan dilakukan dalam waktu dekat mengingat saat ini masih dalam periode panen raya.
Meski demikian, opsi impor tetap dibuka untuk antisipasi ketersediaan stok.
"Walaupun berat, saya ini sebenarnya enggak setuju impor-impor itu, tapi tidak ada pilihan. Kemarin diputuskan kembali 500.000 ton, tapi (kita lihat) kapan diperlukan, karena sekarang lagi panen raya," ujarnya.
Lantas, bagaimana perhitungan pemerintah dalam impor beras untuk kedua kalinya?
Zulkifli mengatakan, pergerakan harga beras di pasar jadi salah satu pertimbangan opsi impor beras kembali dibuka.
Ia mengatakan, pemerintah hingga kini belum mampu menurunkan harga beras.
"Beras ini belum berhasil kita turunkan sampei hari ini. Harga gabah di pasar sekarang sudah tembus Rp 6.000 per kg, itu saja belum tentu dapat. Kalau beras medium di tingkat pabrik itu sudah di atas Rp 9.000 per kg," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.