Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Internasional Bakal Dikurangi, Bos AP I: Logis Dilakukan

Kompas.com - 22/03/2023, 15:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana merampingkan jumlah bandara internasional menjadi hanya 14-15 bandara saja.

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, saat ini memang banyak bandara internasional yang tidak ada penerbangan internasional.

Berdasarkan data sebelum pandemi Covid-19, dari 31 bandara internasional, sekitar 90 persen total penerbangan internasional hanya berasal dari empat bandara besar.

Keempat bandara itu yaitu Bandara Soekarno-Hatta, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Kualanamu.

Baca juga: Menhub Pastikan Bandara Kertajati Siap Layani Penerbangan Haji

"Sisanya penerbangan internasional enggak ada. Kalau ada perampingan itu logic ya untuk memastikan bandara bisa optimal," kata Faik setelah acara diskusi dengan media di Gedung Kemenhub, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Dia melanjutkan, perampingan jumlah bandara internasional ini logis jika dilakukan karena dari sisi pengelolaan bandara, operator bandara seperti AP I juga harus mengeluarkan biaya operasional agar sebuah bandara dapat melayani penerbangan internasional.

Misalnya, untuk melayani penerbangan internasional ini operator bandara perlu menyiapkan terminal internasional dan harus menyiapkan sumber daya manusia untuk imigrasi karantina.

"Tapi status internasional juga banyak yang tidak ada penerbangan Internasionalnya," ungkapnya.

Saat ini dia masih belum dapat memastikan bandara kelolaan AP I yang akan dihilangkan status internasionalnya.

Namun dia mengungkapkan bandara internasional yang jarang melakukan penerbangan internasional ialah Bandara Pattimura Ambon dan Bandara El Tari Kupang.

Ada juga Bandara Lombok dan Bandara Sam Ratulangi Manado yang sempat sedikit melayani penerbangan internasional. Kini kedua bandara ini mulai banyak penerbangan internasional karena daerahnya sempat menjadi destinasi acara.

"Saya kira ini upaya review tatanan kebandarudaraan agar optimal untuk layani penumpang domestik internasional. Yang penting tidak pengaruhi kenyamanan turis asing," tuturnya.

Baca juga: Giliran Alissa Wahid Cerita Pengalaman Tidak Mengenakkan soal Petugas Bea Cukai

Diberitakan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah berencana mengurangi jumlah bandara internasional menjadi 14-15 bandara saja. Rencana ini telah dibahas dan disepakati Presiden Joko Widodo dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

"Ada kesepakatan, silahkan Pak Menhub kita akan membuka internasional airport itu 14-15 saja," kata dia, usai menghadiri Mandiri Investment Forum (MIF), di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Lebih lanjut mantan bos Inter Milan itu bilang, bandara-bandara yang semula bestatus internasional dan terkena perampingan nantinya hanya boleh melayani penerbangan Umrah dan Haji. Langkah ini ditempuh untuk mendongkrak pariwisata dalam negeri.

"Bagaimana airport yang ada di daerah-daearah yang enggak masuk di 15 (bandara internasional) ini? Boleh (menerbangkan internasional). Hanya saja umrah dan haji," ujarnya. "Jadi tidak ada alasan pemerintah tidak mendorong kesempatan daerah," tambah dia.

Baca juga: Bakal Dirampingkan Jadi 15, Berikut Daftar 32 Bandara Internasional di Indonesia Saat Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com