Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Turun Lebih dari 1 Persen, Ini Sebabnya

Kompas.com - 28/03/2023, 10:02 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia turun lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Senin (27/3/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Pelemahan terjadi karena meredanya kekhawatiran terhadap krisis di sektor perbankan.

Meredanya kekhawatiran pasar tersebut mendorong investor mengurangi minatnya terhadap aset safe haven seperti emas yang tidak memberikan imbal hasil, ketimbang aset berisiko seperti ekuitas dan minyak mentah yang memiliki imbal hasil.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 1,02 persen menjadi di level 1.957,12 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 1,5 persen ke level 1.953,80 dollar AS per ons.

Baca juga: Cek Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Pasar menjadi lebih tenang setelah First Citizens BancShares Inc menyatakan bakal membeli simpanan dan pinjaman Silicon Valley Bank (SVB). Kondisi ini meredakan krisis kepercayaan yang telah mengoyak pasar keuangan sejak SVB dinyatakan kolaps dua minggu lalu.

Meredanya kekhawatiran terhadap krisis perbankan juga didukung adanya harapan bank akan mendapatkan dukungan pendanaan yang ekstra, setelah otoritas AS dilaporkan sedang dalam pertimbangan awal untuk memperluas fasilitas pinjaman darurat.

Harapan pemulihan sektor perbankan itu menekan potensi terjadinya krisis keuangan baru yang dikhawatirkan investor. Kini investor pun mulai beralih ke beberapa aset berisiko, seperti saham.

Indeks utama bursa saham AS, Wall Street pun menguat, membuat emas semakin jauh dari level 2.000 dollar AS per ons yang sempat ditembus pada perdagangan pekan lalu. Harga emas pun diperkirakan masih akan terus berada di bawah tekanan.

"Sebagian besar reli di pasar emas benar-benar short-covering," kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures di Chicago, Phillip Streible,

Baca juga: Kekhawatiran Krisis Perbankan Dorong Kenaikan Harga Emas Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kecepatan KCJB Bisa Ngebut 350 Km/jam, Luhut: Jakarta-Bandung 1 Jam

Kecepatan KCJB Bisa Ngebut 350 Km/jam, Luhut: Jakarta-Bandung 1 Jam

Whats New
Pemerintah Minta Publik Tak Berprasangka Buruk soal Ekspor Pasir Laut

Pemerintah Minta Publik Tak Berprasangka Buruk soal Ekspor Pasir Laut

Whats New
Hobi Pengusaha RI, Taruh Uang di Singapura, Lalu Investasikan ke Sini

Hobi Pengusaha RI, Taruh Uang di Singapura, Lalu Investasikan ke Sini

Whats New
Kata Bahlil, IKN Lanjut Terus, Kecuali Pengganti Jokowi Tidak Sejalan

Kata Bahlil, IKN Lanjut Terus, Kecuali Pengganti Jokowi Tidak Sejalan

Whats New
Perum Damri dan PPD Resmi Merger

Perum Damri dan PPD Resmi Merger

Whats New
Honest Financial: Transaksi Pakai Kartu Kredit Tanpa Nomor Aman dari Serangan Siber

Honest Financial: Transaksi Pakai Kartu Kredit Tanpa Nomor Aman dari Serangan Siber

Whats New
Meski Ibu Kota Negara Pindah, Pembangunan Kawasan MRT Jakarta Tetap Berlanjut

Meski Ibu Kota Negara Pindah, Pembangunan Kawasan MRT Jakarta Tetap Berlanjut

Whats New
Genjot Pembangunan IKN, Pemerintah Ajak Pengembang Perumahan Ikut Berinvestasi

Genjot Pembangunan IKN, Pemerintah Ajak Pengembang Perumahan Ikut Berinvestasi

Whats New
Pemerintah Janji Percepat Pembangunan 250 SPBU untuk Nelayan

Pemerintah Janji Percepat Pembangunan 250 SPBU untuk Nelayan

Whats New
Kualitas Udara di Berbagai Kota Memburuk, Pemerintah Diminta Lakukan Langkah-langkah Ini

Kualitas Udara di Berbagai Kota Memburuk, Pemerintah Diminta Lakukan Langkah-langkah Ini

Whats New
Profil TaniFund, Pinjol yang Disebut 'Angkat Tangan' Atasi Gagal Bayar

Profil TaniFund, Pinjol yang Disebut "Angkat Tangan" Atasi Gagal Bayar

Whats New
Survei Populix: Tingkat 'Live Streaming Shopping' Terus Meningkat

Survei Populix: Tingkat "Live Streaming Shopping" Terus Meningkat

Whats New
Masyarakat Indonesia Disebut Mulai Meninggalkan Uang Tunai, Apa Buktinya?

Masyarakat Indonesia Disebut Mulai Meninggalkan Uang Tunai, Apa Buktinya?

Whats New
Menteri KKP: Eksplorasi Sedimentasi Laut Tak Ganggu Nelayan

Menteri KKP: Eksplorasi Sedimentasi Laut Tak Ganggu Nelayan

Whats New
Kronologi Gagal Bayar TaniFund Sebelum Disebut 'Angkat Tangan'

Kronologi Gagal Bayar TaniFund Sebelum Disebut "Angkat Tangan"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com