Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Dunia U-20 di RI Batal, Bagaimana Nasib Anggaran Rp 500 Miliar?

Kompas.com - 01/04/2023, 12:15 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Seskemenpora) Gunawan Suswantoro mengatakan sudah mengimplementasikan sebagian kecil anggaran dari APBN untuk Piala Dunia FIFA U-20 2023 yang batal bergulir di Indonesia.

"Untuk pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Kemenpora sudah kami implementasikan sebagian kecil karena untuk sewa penggunting rumput, pemotong rumput, dan pelatnas (pemusatan latihan nasional)," kata Gunawan dikutip dari Antara, Sabtu (1/4/2023).

Gunawan belum menyebut secara rinci menyebut angka yang sudah digunakan. Sebab, menurutnya ada beberapa komponen yang belum sepenuhnya diimplementasikan.

"Ada untuk sewa potong rumput itu Rp 28 miliar, tetapi ini belum kami bayar. Kalau nanti itu tidak seluruhnya, kami akan negosiasi untuk pemotongan," ujar Gunawan.

Baca juga: Hitungan Sandiaga, Piala Dunia U-20 Batal, RI Tekor 3,7 Triliun

Anggaran Kemenpora khusus untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 sebesar Rp 500 miliar. Kemenpora nantinya akan melakukan cut off seiring dengan kepastian keluarnya surat dari FIFA terkait pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Dalam kesempatan ini, Pelaksana tugas (Plt) Menpora Muhadjir Effendy mengatakan belum bisa memutuskan perihal penggunaan sisa anggaran untuk Piala Dunia U-20.

"Perihal stadion dan lainnya itu agar tetap bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena itu kami berharap bisa ada kabar yang agak menyejukkan dari FIFA, karena kan U-nya (usia) tidak hanya U-20. Ada U yang lain," kata Muhadjir.

Kerugian ekonomi

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menyebut kalau Indonesia dirugikan secara finansial hingga triliunan rupiah setelah gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Baca juga: Mengapa Israel Begitu Kaya Raya?

Selain kerugian dari biaya APBN yang sudah terlanjur digelontorkan, Indonesia juga dirugikan karena kehilangan momentum dari potensi pergerakan ekonomi jika menghelat event sebesar Piala Dunia U-20.

Ia mencontohkan, dengan menjadi tuan rumah, Indonesia akan kedatangan tambahan turis asing yang berasal dari pemain, official tim, dan pendukung masing-masing negara.

"Target pendapatan berbasis jumlah penonton yang sekitar 2 juta dalam pertandingan-pertandingan yang sudah disusun di enam kota itu," kata Sandiaga dikutip dari Kompas TV.

Gelaran Piala Dunia U-20 tetaplah merupakan event besar, meski tentu skalanya tak sebesar Piala Dunia Timnas Senior di Qatar tahun lalu.

"Total lebih dari 2 juta penonton 2,3 juta penonton dan minimal dampaknya itu mencapai Rp 3,7 triliun. Dan ini kerugian yang sangat besar," beber mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca juga: Piala Dunia U-20 Batal, Rp 400 Miliar Ludes untuk Renovasi Stadion

Ekonomi juga akan lebih bergerak dari sektor lainnya seperti perhotelan, katering, transportasi, penjualan souvenir, dan sektor pendukung lainnya terutama di kota-kota tempat penyelenggaraan pertandingan.

Sementara apabila mengkalkulasi kerugian dari sisi pengeluaran APBN, lanjut Sandiaga, nilainya juga sangat fantastis. Biaya terbesar dialokasikan untuk renovasi sejumlah stadion oleh Kementerian PUPR.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com